Hehejika ada kesalahan mohon koreksinya saya juga sedang belajarsemoga bisa lolos dan jadi PNS yang baik ehehehe Kemampuan Verbal SinonimPersamaan Kata 1. Cerpen Musuh Bebuyutan Jadi Cinta . Contoh Undangan Terbaik . Laporan Prakerin Smk Rpl . Contoh Sampul Lamaran Kerja .
Cerpen Karangan Uswatun HasanahKategori Cerpen Cinta, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 22 January 2015 Hai, gue Pricillia Sagita, panggil aja Cilla. Gue sekolah di SMA Harapan Bangsa Jakarta kelas 10. Gue punya orang-orang yang paling gue sayang. Yang pertama nyokap dan bokap gue, kakak gue, dan sahabat-sahabat gue yang baik hati. Nyokap dan bokap gue udah pasti baik dan sayang sama gue. Kakak gue, Kak Nino, baik, penyayang, tapi kadang suka nyebelin. Dan kelima sahabat-sahabat gue. Yang pertama Olive, menurut gue, anaknya udah pasti baik, dewasa, pinter dan kadang tingkah lakunya suka aneh. Terus tiara, anaknya sich baik, cerewet, manja, di bilang pinter sich iya, Cuma nggak pinter-pinter amat hehehe. Ketiga Yuki, anaknya tomboy banget, sensitif, dia paling marah kalau ada orang yang nyakitin sahabatnya, kalau dia udah marah, habislah tuh orang!. Keempat Natasya, kadang lola’, suka nggak nyambung, manja, cengeng, dan nggak bisa pisah sama yang namanya lollipop. Dan yang terakhir Karin, anggun, lembut, baik, pinter, sopan, dewasa, pokoknya feminim banget dech. Kalau gue, udah pasti pinter, cantik, ramah, murah senyum, dan baik hati hehehe. Gue punya musuh bebuyutan dari zaman gue SD sampai sekarang. Namanya Ciko Ananda Putera. Orang yang super duper nyebelin. Cuma gara-gara saingan nilai dan peringkat, gue musuhan sama anak tetangga depan rumah itu. Hari ini hari pertama Cilla masuk sekolah, Cilla masuk di kelas 10 – A. Waktu Cilla mau masuk kelas, tiba-tiba ada orang yang lari dan nabrak Cilla, sampai Cilla jatuh!. Waktu Cilla lihat siapa yang nabrak Cilla, sontak Cilla langsung berdiri. Karena yang nabrak Cilla itu si Ciko. Timbullah adu mulut antara Cilla dan Ciko. “Apaan sich lo nabrak-nabrak gue!.” tanya Cilla sengit. “Lo tuh yang nabrak gue!.” ucap Ciko dengan nada tinggi. “Idih, nih orang udah salah, nyolot lagi!.” kata Cilla kesal. “Lo tuh yang nyolot!.” ucap Ciko dengan nada lebih meninggi. “Hello? Jelas-jelas lo yang lari-lari nggak liat ada orang, terus lo main nabrak aja!.” “Lo kali yang nggak liat-liat ada orang yang mau masuk juga!.” “Masih nyolot lagi!. Lo tuh yang nabrak gue!.” “Lo!.” “Lo!.” Tiba-tiba datang Ibu Hesti yang menjadi wali kelas 10 – A. Ibu Hesti langsung melerai Ciko dan Cilla. “Sudah-sudah! Ada apa ini?! Baru hari pertama masuk sekolah kalian sudah berkelahi, bagaimana hari-hari selanjutnya!.” ucapnya tegas. “Dia tuh bu, yang mulai duluan!” ucap Ciko dan Cilla bersamaan. “Lo!” “Lo tuh!.” “Sudah, hentikan!. Sekarang kalian saling memaafkan!” . “Lo duluan!.” “Kenapa harus gue?.” Dengan paksa Ibu Hesti menarik tangan Ciko dan Cilla. “Maafin gue”. “Maafin gue juga”. “Nah, begitu kan lebih baik. Sekarang kalian masuk dan duduk dengan rapi.” Waktu istirahat pun tiba, semua siswa keluar kelas dan sibuk dengan aktivitas masing-masing. Di kantin sekolah, keenam sahabat berkumpul dalam satu meja, Cilla, Natasya, Karin, Yuki, Olive dan Tiara. Mereka bercerita tentang kejadian yang baru saja dialaminya. Tiara bertanya pada Cilla, karena dari tadi Tiara memperhatikan Cilla sedang cemberut. “Cilla lo kenapa?. Muka lo kok cemberut sich?.” tanya Tiara. “Gue habis berantem lagi.” “Sama siapa?.” tanya Olive juga. “Sama orang yang super duper nyebelin!.” jawab Cilla dengan nada kesal. “Maksud lo Ciko?.” tebak Yuki. “Iya, siapa lagi coba.” jawab Cilla membenarkan. “Lo satu kelas ama Ciko?.” “Iya.” “Terus penyebab lo berantem sama Ciko apa?.” tanya Yuki. “Tadi pagi dia nabrak gue sampai gue jatuh. Udah gitu nyolot lagi. Kalau Bu Hesti nggak datang, udah gue jambak-jambak tuh rambutnya. Nyebelin banget.” dengan nada kesal. “Kenapa sich kamu harus berantem sama Ciko?.” tanya Karin dengan lembut. “Iya. Ciko tuh udah cakep, cool, keren, pinter, jago main basket, jago main musik, tinggi, putih, baik. Idaman para wanita dech.” sambung Natasya sambil memainkan lolipopnya. “Itu sich menurut lo.” melirik Natasya dengan kesal. Tiba-tiba datang Ciko dan teman-temannya. “Hai ladies.” Sapa Ciko. “Hy juga.” jawab Karin, Natasya, Olive, Tiara, Yuki. “Boleh gabung nggak?.” “Nggak boleh!.” jawab Cilla ketus. “Kenapa sich mereka nggak boleh gabung sama kita?.” tanya Olive. “Gue nggak mau.” jawabnya ketus. “Ya udah dech, nggak apa-apa.” jawab Ciko dengan agak kecewa. “Eh, Ciko gabung aja. Nggak usah dengerin Cilla.” kata Olive mengajak. Cilla memandang Olive dengan wajah cemberut. “Beneran?.” tanya Ciko memastikan. “Iya.” jawab Olive meyakinkan. Akhirnya Ciko dan teman-temannya bergabung dengan mereka. Mereka bercerita dan tertawa bersama-sama. Sedangkan Cilla hanya diam dan cemberut. Bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah habis. Semua siswa masuk ke dalam kelas, termasuk Ciko, Cilla, dan teman-temannya. Semuanya menuju ke kelas masing-masing. Cilla berjalan menuju kelas meninggalkan teman-temannya. Lalu disusul oleh Ciko. Ketika mereka berjalan berdua, Ciko bertanya pada Cilla. “Lo kenapa?. Muka lo kok kaya benang kusut sich?.” tanya Ciko menggoda. “Apaan sich lo! Muka lo tuh yang kaya benang kusut!.” jawab Cilla malas. “Hahaha, bercanda.” kata Ciko sambil tertawa. Sampai mereka di kelas, dan kembali duduk, untuk memulai pelajaran lagi. Waktu pulang pun tiba. Cilla berkemas untuk pulang. Pada saat keluar kelas, lantai depan ruang kelas 10 – A sedang dipel. Karena Cilla tidak tahu, hampir saja dia jatuh karena terpeleset. Untung ada Ciko yang menolongnya. “Untung lo nggak jatuh. Makanya hati-hati kalau jalan.” Ciko menasihati. “Ih, apaan sich lo pegang-pegang pundak gue!.” ucap Cilla sambil melepaskan tangan Ciko dari pundaknya. “Idih, ni cewek udah ditolongin malah ngomel. Bukannya terima kasih.” jawab Ciko. “Ya udah. Makasih.” ucap Cilla sambil berlalu pergi. Waktu pulang Cilla bertemu Kak Ririn, kakaknya Ciko. “Hai Kak.” sapa Cilla. “Hai juga Cilla. Udah pulang?.” jawab Kak Ririn. “Udah Kak.” ucap Cilla singkat. “Ciko mana?.” tanya Kak Ririn. “Nggak tau Kak. Mungkin masih di udah Kak, Cilla masuk dulu yah.” jawab Cilla sambil berlalu pergi. “Iya.” ucap Kak Ririn. Waktu Cilla buka pintu, suasana rumah sepi sekali. Cilla cuma meliat Kak Nino dan bi Minah. “Sepi banget ni rumah.” tanya Cilla. “Eh, adek aku udah pulang. Bareng siapa lo?. Bareng ciko yah?.” kata Kak Nino menggoda. “Ih, nggak banget.” jawab Cilla malas. “Hahaha.” kak Nino tertawa. “Mama kemana Kak?.” tanya Cilla. “Mama lagi ke butik.” jawab Kak Nino singkat. “Huh, ya udah dech. Aku ke kamar dulu.” ucap Cilla sambil berjalan menuju ke kamarnya. Sampai di kamar, Cilla berganti pakaian. Dan dia duduk di pinggir jendela, menghadap ke arah jalan raya sambil melamun. Ketika dia sedang melamun, dia dikagetkan oleh suara ketukan pintu yang membuatnya hampir terjatuh. “Tok! Tok! Tok!. Non Cilla, dipanggil den Nino. Den Nino menyuruh Non Cilla ke ruang makan.” suara Bi Minah memanggil. “Oh iya bi’. Makasih ya bi’.” jawab Cilla. “Sama-sama non.” sambil berlalu pergi. Lalu Cilla pergi menemui Kak Nino di ruang makan. “Ada apa Kak?.” tanyanya. “Duduk aja, kita makan siang. Memangnya lo nggak makan apa?” kata Kak Nino memberitahu. “Ow, tumben lo perhatian.” ucap Cilla sambil menarik bangku. Mereka pun makan hingga selesai. Setelah selesai, Cilla dan Kak nino nonton TV. Cilla dan Kak Nino berebut remote TV. “Siniin remotenya.” kata Cilla sambil berusaha merebut remote TV. “Nggak ah. Kakak mau nonton ini aja.” jawab Kak Nino. “Ih, nyebelin.” kata Cilla kesal. Tiba-tiba handphone Cilla berbunyi. Cilla pun mengambilnya dan melihat telepon dari siapa. Ternyata telepon dari Tiara. “Hallo, ada apa Tiara?.” angkat Cilla dan menyapanya. “Lo mau ikut jogging nggak?.” ajak Tiara. “Jogging?.” tanya Cilla. “Iya. Mau ikut nggak?.” ajak Tiara lagi. “Gue ikut dech. Tapi lo jemput gue yah.” jawab Cilla mengiyakan. “Iya. Ya udah dech, sampai jumpa nanti.” ucap Tiara. “Ok.” jawab Cilla. Cilla pun berganti pakaian. Tiba-tiba ada suara bel berbunyi. Dan Cilla pun bergegas keluar kamar dan mengambil sepatu olahraganya yang sudah disiapkan oleh bi’ Minah. Setelah selesai, Cilla buru-buru membuka pintu. “Hai cilla.” sapa Tiara. “Hai juga. Yang lainnya mana?.” tanya Cilla. “Mereka ada di luar. Yuk berangkat.” ajak Tiara. “Yuk. Hai semua.” sapa Cilla pada sahabatnya. “Hy juga Cilla.” jawab Yuki, Karin, Olive, Natasya berbarengan.” “Yuk, berangkat.” ajak karin. Sepanjang perjalanan menuju stadion. Mereka bernyanyi bersama. Sampai di stadion, mereka turun dari mobil. Dan bersiap untuk berlari. Tetapi, pada saat akan berlari, tiba-tiba Natasya menunjuk ke arah seorang laki-laki yang baru saja turun dari mobilnya. “Eh, stop-stop. Coba lo semua liat, itu bukannya si Ciko yah?.” ucap Natasya. “Masa sich sya?.” tanya Olive tak percaya. “Coba lo panggil.” perintah Tiara. “Ih, nggak usah dech, mendingan kita mulai lari aja.” ajak Cilla mulai tak bersemangat. “Tunggu bentar.” ucap Natasya. “Napa sich kalau memang itu si Ciko?.” tanya Cilla kesal. “Kan joggingnya bisa bareng-bareng.” sela Tiara. “Terserah lo semua dech.” ucap Cilla dengan nada kesal dan pasrah. “Yuki coba lo panggil.” perintah Natasya kepada Yuki. “Ciko!! Ciko!!.” panggil Yuki. Laki-laki itu pun menoleh, dan berjalan menghampiri mereka. “Kalian juga jogging?.” tanya Ciko. “Iya dong, kami kan juga mau sehat.” ucap Olive sedikit bercanda. “Lo sendirian aja?.” tanya Yuki. “Iya.” jawab Ciko. “Lo gabung ama kita aja.” ajak Tiara. “Beneran?. Ntar ada yang maarah lagi.” tanya Ciko memastikan. “Tenang, nggak bakal ada yang marah lagi kok.” jawab Tiara meyakinkan. “Ok dech.” Ciko mengiyakan. Sementara itu, Cilla hanya diam dan cemberut. Ketika Cilla sampai di rumah, dia disambut oleh papa dan mamanya yang sedang duduk-duduk di teras depan rumah. “Hai sayang, dari mana saja kamu?.” tanya Mama Cilla. “Cilla habis jogging bareng temen-temen Cilla.” jawab Cilla. “Ow, ya udah sekarang kamu mandi sana.” perintah Mama Cilla. “Iya ma.” jawab Cilla singkat. Malam pun tiba, Cilla berada di kamar dan sedang belajar. Setelah dia selesai belajar, dia kembali duduk di pinggir jendela, memandangi bulan. Tiba-tiba handphone Cilla berbunyi. Dia segera mengambil dan melihatnya, ternyata telepon dari Ciko. “Ngapain sich ni orang nelfon gue. Tumben-tumben amat.” kata Cilla. “Hallo, ngapain lo nelfon gue?.” tanya Cilla dengan nada agak tinggi. “Wetss.. nyantai.” jawab Ciko menenangkan. “Gangguin gue aja lo.” kata Cilla mulai santai. “Gue mau nanya.” ucap Ciko. “Mau nanya apa lo?.” tanya Cilla. “Lo ngapain duduk di pinggir jendela, sambil ngeliatin gue?.” tanya Ciko. “What?. GR amat sich lo. Siapa juga yang ngeliatin lo!.” kata Cilla dengan nada meninggi “Hahaha.” sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Cilla. “Idih, ngapain lo?. Gila yah?.” tanya Cilla. “Lo kali yang gila.” ucap Ciko bercanda. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu kamar Cilla. “Tok! Tok! Tok!. Cilla, makan malam dulu yuk, Kak Nino sama Papa udah nunggu tuh.” ajak Mama Cilla. “Iya ma, bentar lagi Cilla turun.” jawab Cilla. “Ya udah dech, nyokap gue udah manggil gue, gue tutup dulu yah. Tiiiit!.” tutup Cilla. Cilla pun bergabung dengan keluarganya untuk makan malam. “Bagaimana tadi sekolahnya Cilla?.” tanya Papa Cilla. “Em, biasa aja pa.” jawab Cilla singkat. “Terus kamu masuk di kelas mana?.” tanya Papanya lagi. “Cilla masuk di kelas 10 – A.” jawab Cilla lagi. “Ciko?.” tanya Mamanya. “Sama.” jawabnya singkat. Setelah mereka selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga sambil bercerita dan bersenda gurau. Tak terasa malam semakin larut, saatnya mereka istirahat. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Cilla sudah mendengar orang sedang memanaskan mesin mobil. Cilla bangun dan melihat jam. Tiba-tiba mamanya mengetuk pintu. “Tok! Tok! Tok!. Cilla, bangun sayang.” panggil Mama Cilla membangunkan. “Iya, Cilla udah bangun kok.” jawab Cilla. Kemudian Cilla mandi dan bersiap-siap. Setelah selesai, dia turun dan bergabung dengan keluarganya untuk sarapan. Setelah itu, Cilla berangkat sekolah dengan papanya. Sampai di sekolah. “Brakk. Da papa.” kata Cilla melambaikan tangannya. “Da sayang, baik-baik di sekolah yah.” balas Papanya. “Ok, Pa.” ucap Cilla. Ketika sampai di kelas, Cilla duduk di tempatnya. Lalu datang Ciko dan duduk di sebelah Cilla. Cilla hanya diam melihat kedatangan Ciko. Sampai bel berbunyi dan belajar pun dimulai. Hingga waktu istirahat pun tiba. Keenam sahabat ini menghabiskan waktu istirahatnya dengan bercerita di taman sekolah. “Hari ini lo nggak berantem lagi kan Cilla?.” tanya Olive. “Lo kok nanyanya kaya gitu?.” Cilla balik bertanya. “Gue cuma nanya aja.” jawab Olive. “Nggak.” jawabnya singkat. “Tumben. Biasanya udah kaya kucing sama anjing.” ucap Yuki bercanda. “Ihh, tega amat sich lo nyamain gue ama hewan.” ucap Cilla cemberut. “Hahaha, bercanda.” kata Yuki sambil tertawa. Waktu istirahat habis, mereka kembali masuk kedalam kelas dan mulai belajar kembali. Sampai pulang. Sampai di rumah, Cilla memencet bel. “Ting Tong!! Ting Tong!!.” . Pada saat pintu di buka, “Non Cilla udah pulang?.” sapa Bi Minah. “Udah Bi’. Mama mana Bi’?.” tanya Cilla. “Nyonya di dapur Non, lagi bikin kue.” jawab Bi Minah. Cilla pun berjalan menuju dapur. “Mama.” sapa Cilla. “Iya sayang.” jawab Mama sambil menghias kuenya. “Eumb.. enak banget Ma.” ucap Cilla sambil mengunyah kue. “Ya dong siapa dulu yang bikin? Mama. Hahahaha.” jawab Mama bercanda. “Ini buat siapa Ma?.” tanya Cilla sambil menunjuk sebuah kue yang sudah di hias. “Ow, ini buat Mamanya Ciko. Ntar kamu yang antar yah.” suruh Mama Cilla. “Kenapa harus Cilla?. Kan Kak Nino bisa.” ucap Cilla manja. “Kak Nino lagi pergi sayang.” ucap Mamanya. “Huuh.” jawab Cilla sedikit kesal. “Ya udah kamu ganti baju sana, terus anterin kuenya.” suruh Mamanya lagi. Setelah itu Cilla pun mengantar kuenya ke rumah Ciko. “Ting Tong!!” Cilla memencet bel. Tiba-tiba pintu pun terbuka. “Eh, Cilla ayo masuk.” Sambut Kak Ririn. Waktu Cilla masuk, dia melihat Ciko sedang nonton TV. “Ngapain lo kesini?.” tanya Ciko agak sengit. “Mau nganter kue doang kok.” jawab Cilla jutek. “Buat gue yah?.” goda Ciko. “Pede amat sih lo, orang buat nyokap lo kok.” Cilla Nyolot. Kak Ririn hanya tersenyum melihat Ciko dan Cilla berkelahi. “Eh ada Cilla.” sambut Mama Ciko. “Oya tante, ini ada kue dari Mama.” ucap Cilla sambil menyerahkan kue. “Terima kasih yah Cilla.” kata Mama Ciko. “Ya tante. Ya udah, Cilla pulang dulu yah. Da tante, da Kak Ririn.” ucap Cilla berpamitan. Sampai di rumah, Cilla hanya duduk-duduk dan melakukan kebiasaan keluarganya. Keesokan harinya, Cilla bangun dengan aktivitas paginya. Cilla melalui hari-harinya seperti biasa dengan selalu berkelahi dengan Ciko. Pada hari Kamis sore, Ciko datang ke rumah Cilla dengan membawa sekotak kue bolu. Saat Ciko masuk, dia bertemu dengan Kak Nino yang sedang duduk-duduk di teras rumahnya sambil membaca buku. “Hai Kak.” sapa Ciko. “Hai juga Ciko.” jawab Kak Nino santai. “Gimana kabar lo Kak?.” tanya Ciko. “Seperti yang lo liat sekarang.” jawabnya lagi. “Oh iya, ni gue nganterin kue dari nyokap gue buat nyokap kakak.” ucap Ciko sambil menyerahkan kue yang dibawanya. “Ow, thanks yah.” kata Kak Nino. Lalu Kak Nino memanggil Cilla yang sedang asik nonton TV. “Cilla! Cilla!.” panggil Kak Nino. “Iya Kak. Ada apa?.” tanya Cilla sambil berlari keluar. “Apa sih Kak?.” tanya Cilla lagi. Cilla kaget melihat ada Ciko. “Ngapain lo?.” tanya Cilla sengit. “Nganter kue.” jawab Ciko singkat. “Udah sana bawa masuk. Kakak masih mau ngobrol sama Ciko.” suruh Kak Nino. “Idih, ngusir lagi.” ucap Cilla kesal. Keesokan harinya, Cilla dan Ciko diberitahu oleh temannya, bahwa mereka berdua dipilih untuk mengikuti Olimpiade Matematika. Mereka berdua langsung berlari ke ruang Kepsek. Ciko dan Cilla bertemu di depan pintu ruang Kepsek. Terjadilah keributan antara mereka sehingga memancing Pak Kepsek keluar dari ruangannya. Keesokan harinya, lomba pun dimulai. “Duh, bentar lagi dimulai. Gue grogi nih.” ucap Cilla sedikit gemetar. Tiba-tiba Ciko memberikan sebuah pulpen pada Cilla. “Nih pulpen keberuntungan gue, semoga lo bisa tenang dengan megang pulpen ini.” kata Ciko sambil menyerahkan pulpennya. “Thanks yah.” ucap Cilla sambil mengambil pulpen Ciko. Setelah melewati berjam-jam, akhirnya tiba saatnya pengumuman pemenang lomba. Tanpa disangka, mereka berdua mendapat juara 1. Saat pulang ke rumah, Cilla melihat orang-orang dirumah terlihat sangat sibuk, termasuk keluarga Ciko. Mama Cilla hanya berpesan kepada Cilla agar nanti malam berdandan yang cantik karena ada acara penting. Tetapi mamanya tidak memberi tahu, acara penting apa. Saat Cilla di kamar, Cilla mengambil pulpen pemberian dari Ciko. Dia memegangnya dengan erat sampai dia tertidur. Malam pun tiba acara pun dimulai. Ada keluarga Ciko juga, ternyata acara penting itu adalah acara pertunangan Kak Nino dan Kak Ririn. Mereka akan menikah pada hari selasa dan rabu, dan dilaksanakan di Jogja. Esok harinya, orangtua Ciko dan Cilla terlebih dahulu berangkat ke Jogja, untuk mempersiapkan acara pesta. Mama Cilla berpesan agar Cilla menjaga dirinya baik-baik. Sore harinya, Cilla duduk-duduk di teras depan rumahnya. Lalu datang Ciko. “Hai, sendirian aja lo?.” sapa Ciko dengan nada dingin. “Iya. Ow iya, nih pulpen lo gue balikin.” jawab Cilla. “Nggak usah, ambil aja. Gue masih punya banyak kok.” kata Ciko menyerahkan kembali. Mereka pun berbincang-bincang tanpa ada perkelahian. Esok hari, tibalah saatnya rombongan dari Jakarta menuju ke Jogja. Cilla ditemani oleh kelima sahabatnya dan juga Ciko yang ditemani oleh teman-temannya. Mereka menaiki bis yang sudah disewa keluarga mereka untuk membawa tamu-tamu dari Jakarta. Sampai di Jogja, berbagai persiapan demi persiapan telah dilakukan. Tinggal menunggu hari esok. Esok hari pun tiba, acara dimulai sampai pada malam hari. Acara sangat ramai dan meriah. Begitupun dengan Nino dan Ririn yang terlihat sangat bahagia. Saat Cilla sedang duduk brsama sahabat-sahabatnya, Ciko menghampirinya dan menarik tangan Cilla. “Mau kemana sich?.” tanya Cilla penasaran. “Udah ikutin gue aja. Ntar lo juga tau kok.” jawab Cilla sambil menarik tangan Cilla. Lalu ciko mengajak Cilla naik ke atas bukit. Disana pemandangannya sangat indah. Dari bukit itu, seluruh kota di Jojga terlihat. “Wow, amazing.” ucap Cilla takjub. “Cilla, gue mau ngomong sam lo.” kata Ciko dengan nada merendah. “Lo mau ngomong apa?.” tanya Cilla. “Sebenernya gue suka sama lo.” ucap Ciko sambil menundukkan kepala. “Haa!.” ucap Cilla kaget. “Lo mau nggak jadi pacar gue?.” ucap Ciko dengan berani. Dengan malu-malu, Cilla pun menjawab. “Emb, gimana yah?. Iya dech gue mau.” jawab Cilla tersipu malu Ciko pun sangat senang. Dia mencium tangan Cilla. Tiba-tiba dari semak-semak muncul teman-teman Ciko dan Cilla. “Cie….” teriak teman-teman Ciko dan Cilla. “Ada yang baru jadian nih.” ucap Andre menggoda. “So sweet..” tambah Tiara. “Ih, apaan sich lo semua.” Cilla malu-malu. “Jadi lo semua dari tadi ngintipin gue sama Cilla yah?.” tanya Ciko. “Iyah.” jawab mereka serentak. “Udah dech, sekarang mendingan kita turun aja. Tadi mamanya Cilla nyuruh kita semua makan. Bilangnya sich udah disiapin makanan special. Yuk.” ajak Morgant. “Yuk.” jawab mereka serentak. Hari ini mereka semua akan kembali ke Jakarta dan mulai beraktivitas seperti biasa. Sampai di Jakarta, mereka pulang ke rumah masing-masing. Sore harinya, Cilla dan Ciko duduk berdua di teras depan rumah Cilla. Tiba-tiba dari belakang datang Kak Nino dan Kak Ririn. “Cie.. ada yang lagi dua-dauan nih.” ucap Kak Nino sambil menggoda. “Apaan sich lo Kak. Rese’ banget.” kata Cilla malu. Dan mereka pun duduk berempat, sambil bercanda. Hari demi hari dilalui oleh Ciko dan Cilla, tanpa ada perkelahain. Dulu penuh dengan pertentangan, sekarang penuh dengan kasih sayang. Jika kamu menyukai seseorang, ungkapkanlah. Sebelum orang itu dimiliki oleh orang lain. SELESAI Cerpen Karangan Uswatun Hasanah Facebook Uus Nagh D’jokam Pelajar SMA N 2 Kota Tarakan Saran dan kritikan sangat di harapkan, Terima Kasih 🙂 Cerpen Permusuhan Berujung Cinta merupakan cerita pendek karangan Uswatun Hasanah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Jingga Yang Mencintai Senja Part 2 Oleh Safitri Saraswati Aku kembali ke laman instagram Latri, kubuka gambar kami berdua. Aku ingat gambar itu kami abadikan sewaktu kami berlibur ke Karimun Jawa sekitar dua tahun yang lalu. Liburan itu Kos Kosan Oleh Fariz Yusufa Hari pertama masuk kuliah, disini aku mulai kehidupan yang baru salah satu universitas ternama surabaya yaitu UNSEBA Universitas Serikat Bangsa, aku disini belum mengenal siapapun kecuali ibu kos, yang Asa Di Balik Koran Shania Oleh Ramadina Sabila Firdausi Di sebuah kota yang sangat padat penduduknya, tinggalah seorang gadis yang duduk di bangku SMP terfavorit di kotanya. Dia tahu kewajiban setiap umat Islam bagi perempuan, sehingga ketika di Kontes Dangdut Semilyar Part 1 Oleh Erlina Wati “KONTES DANGDUT SEMILYAR Sesion 7!! … datang dan ikutilah kontes dangdut terbesar tahun ini,” Riri membaca keras-keras. Mungkin sebuah brosur online. Ia sangat serius membaca dan memahami isi dari Bumi Perkemahan Part 1 Oleh Wilhami Wati Bersaksi cinta di atas cinta Dalam alunan tasbihku ini Menerka hati yang tersembunyi Berteman di malam sunyi penuh doa Terdengar dering Hp dari kamar Wianda yang berada di lantai “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Search Ff Rify Watpatt. Hanna Bovim Bugge Sizes: Smallest - ??im, Largest - 21 Item rewards are shown in [vault] tab in game lobby; Golds or diamonds will add in account wallet Telialigaen leveres i samarbeid med Telia, Norsk Tipping og Omen by HP Yet, the aftermath of a momentary rift between dimensions carries drastic repercussions, especially considering that pokémon had never existed in Jodoh ada dimana saja dan siapa saja. Sebagai makhluk Tuhan, kamu nggak akan tahu siapa jodohmu, kapan kamu ketemu, dan dimana pula kamu bertemu dengannya. Bisa saja kamu butuh pergi berribu-ribu kilometer ke belahan dunia yang lain untuk menjemput belahan jiwamu atau bahkan dia ada di dekatmu tapi kamu nggak menyadarinya. Dia ada di dekatmu, tapi kamu nggak menyangka kalau dia adalah orang yang kamu cari karena dia bukannya membuat kamu tertarik justru bikin kamu benci padanya. Tingkahnya ngeselin, dari kejauhan kedatangannya bikin kamu nggak mau lama-lama berada di tempat yang sama dengannya. Setiap kali bertemu adanya kamu dan dia adu mulut akan hal-hal yang kecil. Dia bikin kamu berfikir kenapa ada makhluk se-menyebalkan sepertinya. Ssstt, tapi jangan terlalu benci lho sama dia. Bisa-bisa benci itu berubah jadi cinta! Nggak percaya? Ini tandanya ketika benci berubah menjadi cinta. Kamu sadar ternyata dia makhluk yang nggak buruk-buruk amat Gambar via Bagaimana ketika kamu menggambarkan sosok orang yang kamu benci? Pasti jawabannya seputar dia adalah makhluk yang menyebalkan setengah mati, tingkahnya selalu bikin kamu kesal sendiri, apapun yang dia lakukan selalu salah di matamu, intinya kayaknya semua yang didefinisikan “buruk” ada pada dirinya. Kamu bahkan sampai memohon kepada Tuhan supaya suatu hari ini nanti kamu nggak berakhir dengan pria seperti dia. Namun, nggak ada makhluk Tuhan yang diciptakan buruk. Semua orang diciptakan baik, namun bagaimana dia bersikap tentunya tergantung dengan tempat dia tumbuh. Bisa saja di suatu insiden dimana nggak ada orang yang bisa membantumu, justru dia yang datang mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan kamu dari kesusahan. Atau kamu nggak sengaja melihat dia melakukan suatu kebaikan yang membuat kamu memandangnya dengan pandangan berbeda. Ingat, Tuhan menciptakan makhluk-Nya se-sempurna mungkin dan dia bisa saja punya kebaikan yang nggak pernah kamu lihat sebelumnya. Mencoba membenci, tapi kadar bencimu ke dia ternyata sudah berkurang Gambar via Kamu pasti nggak percaya orang yang kamu benci bisa melakukan kebaikan yang nggak pernah kamu kira. Di dalam hati kamu seperti ingin terus membenci dia tetapi kebaikan yang dia lakukan justru telah membuat kamu memandangnya dengan tatapan berbeda. Kamu yang tadinya benci sampai nggak mau melihat wajahnya sekarang sepertinya biasa saja kalau harus berada di satu tempat bersama. Hal ini dikarenakan kamu telah melihat bahwa dia bukan orang yang buruk-buruk amat. Jadinya kadar benci yang kamu punya ke dia kini berkurang bahkan bikin kamu nggak keberatan dengan kehadirannya. Menemukan kecocokan dengannya Gambar via Yang namanya kecocokan penting untuk memulai suatu hubungan. Namun dengan siapa kamu menemukan kecocokan itu lah yang merupakan sebuah teka-teki. Siapa yang sangka, ternyata kamu dan musuh bebuyutamu punya kecocokan yang bahkan nggak kamu temui di teman-teman dekatmu. Contohnya kamu adalah seorang penggemar film horor, tapi teman-temanmu paling anti nonton film horor. Nah ternyata dia suka dengan film horor, bahkan genre film horor yang kamu sukai sama persis dengannya. Awalnya kamu pasti terheran-heran, gimana bisa orang yang kamu benci setengah mati ini punya kecocokan yang nggak kamu temukan di teman-temanmu. Sadar karena susah menemukan orang yang punya kecocokan denganmu, pasti kamu juga enggan begitu saja mengusirnya dari hidupmu. Mulai aktif berkomunikasi Gambar via Dari cuma ngobrol-ngobrol biasa, rasanya nggak cukup hanya sebatas ngobrol tatap muka. Obrolan pun berlanjut via chat. Jika kecocokan kamu nggak sebatas di selera film, mungkin saja chat kamu bisa berlanjut membahas hal-hal lain. Bahkan ada lho, saking cocoknya satu sama lain mereka bisa membahas hal-hal yang dianggap nggak penting namun tertanyata punya ketertarikan sendiri. Dia yang yang tadinya kamu benci, kini berubah jadi sosok yang bisa kamu ajak bicara tentang berbagai hal karena kamu menemukan kecocokan. Awalnya cuma chat biasa, siapa yang sangka kamu justru lebih sering chat dengannya dari pada teman-temannya. Tumbuh rasa penasaran Gambar via Pria yang kamu benci ternyata orangnya nggak buruk-buruk amat, punya kecocokan yang nggak kamu temukan di orang-orang di sekitarmu. Dia diibaratkan bawang yang punya banyak lapisan, dimana setiap lapisannya yang dibuka membuat kamu terkejut. Siapa sangka dibalik sifatnya yang menyebalkan itu, ternyata dia adalah pria yang sensitif. Merupakan tipe yang nggak bisa tinggal diam saat ada orang yang kesusahan di depan matanya. Ternyata di balik sifatnya yang dulu bikin kamu nggak mau dekat-dekat dengannya, dia adalah orang yang rajin beribadah bahkan nggak pernah meninggalkan sholat. Tanpa kamu sadari tumbuhlah rasa penasaran dalam diri kamu terhadap pria satu ini. Seperti apa sih sosok pria yang tadinya kamu hindarin banget tapi kini justru bikin kamu penasaran? Hati-hati lho dari sini saja sudah terlihat pola jatuh cinta yang biasanya berawal dari rasa penasaran. Nggak ada dia, kamu merasa kehilangan Gambar via Dulu dia adalah orang yang paling kamu hindari. Dulu dia adalah orang yang kamu harap nggak ada di sekitarmu. Kehadiran dia sama sekali nggak kamu harapkan. Bahkan sebelum kamu meledak karena kesal dengan kehadirannya, kamu lebih memilih untuk pergi saat dia datang. Namun kini keadaan berbalik 180 derajat. Kamu justru menanti-nanti keberadaannya. Ketika teman-temannya datang, sosoknya lah yang kamu cari. Kamu yang tadinya lega saat nggak menemukan dia yang berjalan dengan teman-temannya justru merasa kecewa ketika dia nggak ada dia. Kepikiran terus Gambar via Dari sebatas merasa kehilangan, kini kamu jadinya kepikiran terus sama dia. Chat yang tadinya hanya iseng-iseng saja jadi sesuatu yang kamu tunggu. Handphone selalu stand by di tangan, menunggu chat darinya masuk ke handphonemu. Semua kata-kata yang diucapkannya jadi terngiang di telingamu. Padahal dulu kamu paling males dengar dia bicara. Bahkan kamu jadi suka menerka-nerka dibalik kata-kata yang meluncur dari mulutnya. Kata-kata sepele jadi punya arti sendiri untukmu. Nggak cuma kata-katanya saja, kamu jadi kepikiran ulah yang dilakukannya. Ulah yang tadinya bikin kamu mengernyitkan dahi karena bingung kenapa sih pria satu ini bisa begitu menyebalkan justru sekarang malah kamu ingat-ingat setiap detailnya. Kamu mencoba untuk berhenti memikirkan setiap kata, setiap ulah dan setiap tawa darinya, tapi kamu nggak bisa mengusirnya dari pikiranmu. Kebawa perasaan alias baper Gambar via Inilah beberapa tanda kalau kamu mulai baper sama musuh bebuyutanmu. Kamu mulai memikirkan kata-kata yang tadinya sepele, mengira siapa tahu dia punya maksud lain dibalik kata-katanya. Ulahnya yang merangkulmu sembarangan kini justru bikin jantung kamu jumpalitan. Apa dia merangkulmu karena dia sudah nyaman denganmu, atau ternyata dia sedang curi-curi kesempatan untuk berdekatan denganmu? Kenapa dia mendadak perhatian denganmu, tiba-tiba jadi suka menanyakan, “lo udah makan?” “jangan pulang kemaleman, cewek nggak baik keluar malam” “lagi dimana? Sama siapa?” Apakah dia menanyakan sebatas khawatir karena kamu temannya, atau memang dia memang menaruh perhatian lebih dari sekedar teman? Namanya juga wanita pasti hal-hal yang membuatmu merasa istimewa selalu berhasil bikin mereka baper. Membuat kamu yang tadinya cuma melihatnya sebatas musuh bebuyutan kini berubah menjadi pria yang kamu harapkan memandangmu lebih dari sekedar teman. Cemburu Gambar via Cemburu selalu dikaitkan sebagai tanda cinta. Ungkapan itu benar. Lagi pula, wanita mana sih yang mau melihat pria yang mereka cintai dekat dengan wanita lain? Bahkan sebelum resmi menjadi pasangan, wanita bisa saja cemburu. Cemburu merupakan tanda bahwa kamu udah mulai menaruh hati sama musuh bebuyutan kamu. Kamu yang tadinya geleng-geleng kepala sama wanita yang dekat sama musuh bebuyutan berfikir, “kok mau sih itu cewek sama cowok kayak dia?” Kini berubah jadi “itu siapa sih? genit banget main dekat-dekat sama dia?”. Intinya ketika kamu melihat dia sama wanita lain kamu jadi kesal sendiri. Kamu nggak segan-segan untuk marah dengannya karena dia nggak peka kalau kamu nggak suka dia dekat dengan wanita lain. Orang lain melihat gelagat anehmu Gambar via Ketika wanita jatuh cinta, banyak lho dari mereka yang nggak sadar kalau hati mereka sedang berbunga-bunga. Lucunya justru orang lain yang sadar kalau mereka sedang jatuh cinta. Namanya juga jatuh cinta bisa mengubah wanita 180 derajat berbeda, kamu pun begitu. Kamu yang tadinya malas-malasan dengan kehadiran musuh bebuyutan kini justru kelihatan menanti kedatangannya. Gelagatmu di depannya pun juga berubah. Tanpa sadar kamu jadi sering memperhatikan tingkah musuh bebuyutan dan tertawa pada hal-hal kecil yang dilakukannya. Penampilanmu juga berubah, kamu jadi suka merias diri bahkan berdandan sesuai dengan kesukaannya. Maka nanti jangan heran ya, kalau salah satu teman terdekatmu bakal menegurmu dan bertanya, “lo lagi naksir sama dia ya?” hayooo, kalau sudah ketahuan, apa yang akan kamu lakukan? Denial Gambar via Semua tanda-tanda umum ketika wanita jatuh cinta ternyata telah kamu temukan dalam dirimu. Kamu jadi kepikiran dia terus, baper berkepanjangan, cemburuan hingga ditegur teman dekat kalau kamu jatuh cinta dengan musuh bebuyutan. Timbulah sindrom denial, kamu terus menyangkal bahwa kamu jatuh cinta dengan orang yang paling kamu benci. Setiap kepikiran dia, kamu selalu mencoba untuk mengusir jauh-jauh sosoknya dalam pikiranmu. Ketika baper mulai merayapi kamu seolah-olah menampar diri sendiri untuk sadar supaya kamu nggak terus-terusan berharap lebih dengannya. Di sini yang namanya cinta kerap bertarung dengan logika. Hati kamu bilang kamu sudah jatuh cinta dengan pria yang kamu benci selama ini, namun logika terus menahan dirimu dengan suara-suara mengingatkan, “nggak mungkin lo jatuh cinta sama dia, ingat dia musuh bebuyutan lo. Jatuh cinta sama dia kayak menjilat ludah sendiri!”. Dari pada kamu pusing, hal yang lebih baik kamu lakukan adalah let it flow. Kenapa? Karena semakin kamu melawan perasaanmu, rasa yang kamu miliki untuknya akan semakin dalam dan menyiksa karena kamu enggan mengakuinya. Jatuh cinta itu memang indah, tapi nggak selamanya kamu dibuat terbuai olehnya. Kamu bisa dibuatnya galau, sedih, sensitif, bahkan kecewa apalagi jika kamu jatuh cinta dengan orang yang nggak kamu kira sebelumnya. Bagaimana cara mengatasi sindrom jatuh cinta yang nggak mengenakan ini? Ikuti saja arusnya. Tapi selalu ingat untuk nggak menaruh harapan terlalu tinggi karena hati orang nggak ada yang tahu. Nggak ada salahnya kan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk yakni cinta bertepuk sebelah tangan?AH CerpenBenci Jadi Cinta. Aku rasa kali ini sudah masuk lima kali dah. Nawty lulu kesesakkan kota metropolitan ini memang tidak dapat dinafikan lagi. Cerpen benci jadi cinta Vanessa Vs ferly 06 Ana Merya from kan hari pertama kamu mos". Jawab aku sambil membawa handuk untuk mandi. Benci jadi cinta bab 1: Source: Cerpen Benci Jadi Cinta Read More »
Siapa yang paling suka baca novel dengan cerita benci jadi cinta? Selalu nungguin novel-novel dengan karakter tokoh yang bikin gemas dan gak pengen cepet selesai baca bukunya. Kali ini, ada rekomendasi novel yang bisa gemas, yaa. Novel ini berkisah tentang tokoh-tokoh yang awalnya benci jadi cinta. Apa aja bukunya? Yuk, simak selengkapnya~ The King Eternal Monarch Lee Gon tumbuh menjadi Raja yang cerdas, berkharisma dan dikenal jadi ilmuwan Matematika jenius. Ia pun lari sampai ke hutan dan menemukan sebuah pintu dunia paralel. Tak disangka, rupanya ia masuk ke Republik Korea di dunia paralel dan menemukan sosok Jung Tae Eul. Lalu, bagaimana kelanjutan kisah Lee Gon dan Jung Tae Eul? sumber dokumentasi Mizanstore Surat Cinta Tanpa Nama Hanya karena surat misterius, Sabrina dan Jovan tanpa sengaja jadi sepasang kekasih. Sabrina yang sama sekali gak kenal Jovan, langsung protes. Ia berusaha putus dari Jovan, tapi ada syaratnya. Sabrina harus memecahkan soal dari Jovan. Tapi, mungkinkah ia bisa mecahin soal dari Dewa Matematika di sekolah? My Ice Girl “Gue nggak suka sama cowok player!” kata Dara. Namun, bukan Malik namanya kalau ia menyerah. Cowok itu merasa mampu meluluhkan hati Dara. Malik bahkan yakin bisa membuat Dara menyukai apa yang sebelumnya ia benci. Lalu apa saja yang dilakukan Malik untuk membuat Dara jatuh cinta padanya? sumber dokumentasi Mizanstore Femme Fatale Raya dan Arsyaf musuh bebuyutan yang selalu ribut besar setiap ketemu. Tapi tiba-tiba Arsyaf merasa kehilangan sparring partner-nya karena Raya bertemu dengan Renan dan El. Dan mereka berempat jadi sahabatan. Kira-kira Raya menerima Arsyaf atau El, ya? Karena mereka selalu menunjukkan perasaan sukanya ke Raya. sumber dokumentasi Mizanstore Kido VS Yura Gimana kalau si kutu buku yang cupu dan selebgram yang alay ngaku udah nikah? Siapa yang mau percaya? Ya gimana mau percaya, mereka kan Tom and Jerry yang selalu bermusuhan dan juga masih duduk di bangku SMA. Tapi Kido sendiri yang ngomong kalau mereka udah nikah. Kalau kamu, percaya gak? sumber dokumentasi Mizanstore Young Marriage Bagi Nabilla, Briyan musuh yang hobi mencari kesalahan. Sok ganteng dan sok galak. Sialnya takdir selalu mendekatkan mereka. Saat jalan berdua mereka menemukan bayi yang ditelantarkan di taman. Akhirnya mereka memutuskan merawat bayi itu bersama. Tapi … bagaimana mungkin mereka sanggup merawat bayi, kalau setiap hari perang mulut melulu? Gimana, kamu udah kebayang dengan serunya kisah benci jadi cinta ini, kan? Yuk, pilih mana dulu yang mau kamu baca, yuk. Atau kalau kamu suka novel dengan karakter bad boy Semua tersedia di atau Mizanstore di marketplace kesayangan kamu 🙂 Gendhis Savitri/ Content Writer Mizanstore
Bagaimanajika kamu jatuh cinta dengan pamanmu sendiri? Seorang laki-laki yang notabene musuh bebuyutan ayahmu. Jarak usia yang terpaut jauh tak menghalangi Verena untuk mengejar pamannya yang seharusnya jadi ayah bukan mengejar sebagai kekasih. "Ingatlah, Verena. Aku sudah tua." "Diam, Pak tua! Jangan denial, jika kau juga menyukaiku. Cerpen Karangan Ayu Nur SyahikaKategori Cerpen Cinta Lolos moderasi pada 20 December 2015 Aku tahu dia masih di sini. Aku juga tahu dia masih berharap bisa bersamaku. Ada dua hal yang tidak ku ketahui. Itu bukan hal menarik yang bisa diketahui banyak orang. Aku tak menyangka bahwa aku bisa memenangkan kontes menyanyi itu. Bahkan aku juga tak menyangka bahwa diriku pun telah beranjak dewasa. Siapa sangka bahwa umurku sekarang sudah 19 tahun, namun seperti biasa jika aku bertemu dengan orang yang baru mengenalku maka mereka selalu mengira bahwa aku masih berumur 16 tahun. Tubuhku yang kecil, jari-jariku yang mungil dan wajahku yang bisa dibilang imut ini mampu menipu setiap mata yang memandangku. Di sini aku tak sendiri, meski jauh dari orangtuaku tapi aku bisa mandiri untuk menjalani sekolahku dan tentu ada penyemangat di sampingku. Mereka adalah Eti, Sinah, Mijan, dan Wati. Tentu itu hanya nama samaran. Mereka selalu ada untukku, aku yakin akan hal itu. Tapi hari ini semuanya kelam. Tak ada satu pun dari mereka yang menemaniku di sini. Rasanya sepi, sunyi, dan seakan akan aku tak punya siapa-siapa. “Siapa saja tolong.. tolong.. tolong..” “Siapa ini?” “Tidak tahu, bawa saja nak.” “Ayo.. ayo bantu saja.” Siapa itu? Ramai-ramai meributkan hal yang tak jelas. Sudahlah. Tak perlu aku memikirkannya. Lebih baik aku terus berjalan. Aku pernah bermimpi punya kehidupan normal. Bukan kehidupan yang seperti ini. Bruuukkk!! “Lihat-lihat dong kalau jalan!” “Maaf-maaf saya tidak sengaja” Selalu seperti itu, kapan hal ini berakhir? Tampaknya tak akan pernah usai karena inilah aku, aku yang memang buta. Mungkin sejak lahir aku seperti ini itu, kata seseorang di rumah sakit saat aku memeriksakan mataku. Dia baik dan selalu memperhatikanku akhir-akhir ini. “An, apa kamu tahu nama orangtuaku?” “Berapa kali aku harus menjawab pertanyaan itu?” “Eemm, sampai aku mati mungkin.” “Sya, berhentilah untuk putus asa. Aku dan kamu tahu bahwa kamu di sini dititipkan bersamaku. Orangtua kamu jauh dari kamu agar kamu bisa mandiri kan.” Andra benar. Setelah pulang dari taman, keesokan harinya aku berusaha pergi sendiri tanpa sepengetahuan Andra. Aku ingin membelikannya kue ulang tahun, karena hari ini dia berulang tahun. “Sya berhenti!” ada yang berteriak kepadaku. Suara Andra, mungkin aku sudah tahu bahwa hal ini bisa terjadi padaku. Aku mendengar suara klakson mobil mendekatiku, tapi kakiku seakan menuntunku ke arah maut. Aku tidak bisa, sungguh sulit bagiku untuk menghindar. Dalam bayangku, aku telah bersyukur seandainya hidupku berakhir di jalan ini. Karena aku telah merasakan cinta meski aku tak sempurna. Seingatku waktu itu aku juga pernah mengalami kejadian seperti ini. Kejadian yang membuat mataku buta dan membuat teman-temanku menjauhiku. Aku ingat betul kejadian itu. Malam itu aku sedang menunggu bus melintas di halte, tapi kertas hasil ulangan matematikaku tertiup angin sampai ke tengah jalan. Aku reflek untuk mengambil kertas itu dan akhirnya bruuuukkk. Sebuah mobil putih menabrakku dan pengemudinya melarikan diri. Beruntung waktu itu ada seorang Ibu-ibu yang menolongku dan ada seorang pemuda bernama Andra. Jangan sangka dia seorang pahlawan. Karena di dunia ini semua hal bisa saja hanya tipuan. Andralah pelaku tabrakkan itu, lalu dia kembali lagi untuk menolongku. Kenapa aku bisa tahu semua ini? Padahal aku diagnosa mengalami hilang ingatan sementara. Aku sudah tahu semuanya, namun Andra belum. Aku sudah ingat semuanya, namun Andra belum. Meski aku sudah tahu namun aku tak pernah membenci Andra. Aku sudah memaafkan Andra. Menurutku dia sudah bertanggung jawab karena telah merawatku sampai saat ini. Aku tahu cinta yang dia ucapkan hanya karena aku buta. Aku tahu dia merawatku karena dia yang menabrakku hingga aku buta. “An, meski aku berhenti, meski aku akan pergi dan aku ingin kamu tahu, bahwa aku mencintaimu dan cukup untuk bisa menebus semua ini. Aku memang buta, namun cinta mampu melihat ketulusan hati. Salam dariku, Syahika.” Cerpen Karangan Ayu Nur Syahika Blog Cerpen Cinta Itu Buta merupakan cerita pendek karangan Ayu Nur Syahika, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Aku, Pengagum Rahasiamu Oleh Nurfadilah Cinta terkadang membuat kita bodoh, karna akan menolak banyak hati demi menunggu dia yang tak pasti. Bagaimana jika aku mencintai dia yang sudah kuanggap seperti Kakakku? Karna dialah yang Cinta Membuat Kita Bertahan Sesakit Apapun Itu Oleh Adelina Lestari Gustina Pernahkah kalian merasakan yang namanya perjuangan? pengorbanan cinta? Pengorbanan cinta menunjukkan seberapa besar cinta kita terhadap orang itu. Namun sering kali kita tak bisa membedakan antara cinta atau sebatas Baper Tingkat Dewa Oleh Sri Rahayu Ningsih Berawal dari gue nemenin sahabat gue, Ema, ke tempat pacarnya, Setiawan untuk yang pertama kalinya. Gue dateng ke sana tujuannya cuma nemenin Ema. Ehh, gak taunya di sana ada Bahasa Kami Berdua Oleh Nadia Metias. Nama yang menurutku agak aneh. Biasanya, namanya ditulis sebagai “Matias”, atau disebut sebagai “Matius”. Yang jelas, Metias bukan nama yang sering kudengar. Metias melangkahkan kakinya memasuki kelas kami. Batasan Maya Seorang Prajurit Oleh Renita Melviany Kami duduk di atas besi tua yang berbentuk kursi. Meminum perlahan minuman berwarna merah yang berasal dari buah stroberi. Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang. Mereka terlihat sibuk dengan langkah “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Bhckl.
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/389
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/402
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/117
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/327
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/440
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/445
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/114
  • 5vkph8qlj1.pages.dev/430
  • cerpen musuh bebuyutan jadi cinta