Setiap daearah memiliki busana atau pakaian adat sendiri, dan itu adalah kekayaan budaya bangsa kita. Banyak pemuda yang kini melupakan budaya bangsanya termasuk pakaian adatnya. Busana adat atau pakaian adat adalah pakaian yang dipakai menurut aturan-aturan tertentu dan telah disepakati dan dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi setelahnya. Masyarakat di Sumba Timur juga memiliki pakaian adat yang khas dan penuh dengan makna. Dan berikut ini akan admin bahas beberapa jenis busana atau pakaian adat di Sumba Timur dan fungsinya. Perlengkapan Pakaian Adat Masyarakat Sumba Timur Berdasarkan ketentuan adat masyarakat Sumba Timur, perlengkapan pakaian laki-laki terdiri dari beberapa kain; tiara ikat pada kepala yang disebut juga kambala, dua helai hinggi yang dililitkan pada pinggang disebut kalambungu dan satunya lagi dililitkan pada pundak disebut paduku, lalu ada kalumbutu yakni seamcam tempat sirih pinah yang digantung pada sebelah kanan pundak. Untuk perlengkapan tambahan ada ruhu banggi yang diikat dengan sebuah tuangalu yaitu kotak kayu tempat menyimpan mamuli perhiasan dari emas dan perak. Pakaian Adat Sehari-Hari Masyarakat Sumba Timur Sedangkan pakaian yang dipakai sehari-hari dinamakan hinggi patinu mbulungu, hinggi papabetingu atau hinggi kawuru. Ada pakaian yang khusus dipakai pada peristiwa-peristiwa penting saja atau pada saat upacara yaitu pakaian hinggi kombu. Namun hinggi kombu juga bisa dipakai sehari-hari namun biasanya yang sudah usang atau rusak yang disebut dengan katari hinggi yang berarti selimut usang. Namun sangat disayangkan bahwa saat ini kain—kain tenun tradisional Sumba ini jarang dipakai oleh masyarakat Sumba Timur, kini mereka lebih menyukai kain buatan pabrik-pabrik modern yang disebut hinggi tiara yang harganya lebih murah dan mudah diperoleh di toko-toko. Pakaian Adat Sumba Timur Pada Saat Peristiwa Penting Masyarakat Sumba Timur jika ada peristiwa penting misalnya pada pesta atau upacara dan ritual-ritual keagamaan biasanya memakai pakaian yang baik dan bersih. Pakaian yang terbaiknya adalah hinggi kawuru atau pakaian hinggi kombu. Pakaian tersebut dipakai di semua kalangan karena tidak ada perbedaan antara pakaian yang dipakai oleh ratu atau maramba kaum bangsawan dengan pakaian yang dipakai oleh kabihu ata. Jika pun ada maka itu hanya menyangkuat kualitas saja dan hanya pada motif ragam hias tertentu, seperti motif ruu patola yang dinamakan patola ratu. Karena potala ratu ini hanya boleh dipakai oleh para ratu dan kaum bangsawan saja. Pakaian Adat Wanita Sumba Timur Perlengkapan pakaian adat wanita terdiri dari lau saja. Cara memakai lau adalah dengan mengepitnya pada ketiak sebelah kiri, lalu disangkutkan pada pundak kiri atau dilipat di pinggang. Namun saat ini selain lau, para wanita juga memakai kebaya atau pakaian atas yang lain. Sedangkan kain sarung yang dipakai sehari-hari disebut lau patinu mbulungu atau lau papabetingu dan lau tiara. Jika untuk bepergian atau untuk pesta maupun upacara adat para wanita di Sumba Timur memakai lau ruukadama, lau kombu atau lau kawalu. Namun karena sarung-sarung tersebut terasa agak berat jika dipakai, maka mereka lebih menyukai sarung yang terbuat dari kain atau sarung yang beli di toko. Kain sarung seperti itu disebut sebagai lau tiara hatingu yang artinya sarung kain satin atau lau tiara hutaru yang artinya sarung kain sutera. Agar menjadi bagus maka sarung-sarung tadi dihiasi dengan sulaman yang terdiri dari berbagai motif ragam hias seperti motif ayam, burung, bunga dan sebagainya. Kai nsarung yang dihiasi dengan sulaman ini diberi nama lau pabunga yang artinya sarung yang dihiasi atau lau pakambuli yang artinya sarung yang disulam. Sementara itu para wanita yang dari golongan bangsawan atau hartawan biasanya ada yang menghiasi sarung-sarungnya dengan uang logam Belanda yang terbuat dari perak dengan nilai setara dua setengah golden uang emas Inggris atau poundserling. Sarung seperti ini dinamakan lau utu amahu yang artinya sarung jahitan emas atau perak. Ada juga sarung yang dihiasi manik-manik yang disebut lau utu hada dan sejenis kerang kecil atau lau wihi kau. Selain kain sarung, pada acara-acara khusus seperti pesta atau upacara adat biasanya memakai lau pahikungu atau lau pahudu. Perlengkapan adat lain yang harus dibawa oleh kaum wanita Sumba Timur adalah buala hapa atau tepat sirih pinang khusus untuk wanita, dan sebagai perhiasannya biasanya mereka juga memakai sisir yang terbuat dari kulit penyu pada sanggulnya, lalu perhiasan lain seperti kalung, gelang manik-manik dan anting-anting yang terbuat dari emas. Itulah Jenis-Jenis Busana dan Pakaian Adat di Sumba Timur, semoga artikel memberi kita wawasan dan pengetahuan akan kekayaan budaya bangsa kita.
Kekuatankain tenun Sumba Timur bukan saja terletak pada desain yang unik, penuh simbol-simbol dekoratif bermakna sosial kemasyarakatan hingga keagamaan ataupun tata warna alamiah yang sangat menarik tetapi justru pada proses pembuatan yang melibatkan jiwa penenunnya tersebut, yang memungkinkan waktu berbulan-bulan masa kerja dilalui dengan
Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki warisan budaya yang begitu beragam, salah satunya adalah warisan budaya pakaian adatnya yang masih dipertahankan hingga kini. Didominasi dengan balutan kain tenun khas NTT yang indah, ada banyak pakaian adat NTT yang memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Beragamnya budaya pakaian adat yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Timur ini juga dikarenakan beragamnya suku yang mendiami provinsi Nusa Tenggara Timur. Penasaran seperti apa cantiknya busana atau pakaian adat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ini? Berikut 7 pakaian adat NTT yang memiliki keunikan dan khas masing-masing. 7 Pakaian Adat NTT yang Unik dan Mempesona 7 Pakaian Adat NTT yang Unik dan Mempesona Adat Suku Rote Adat Suku Adat Suku Manggarai Adat Suku Adat Suku Sabu Adat Suku Dawan Adat Suku Helong Adat Suku Rote Menurut sejarahnya, Suku Rote yang kini menjadi penduduk asli Pulau Rote adalah orang-orang yang bermigrasi dari Maluku. Selain di Pulau Rote, Suku Rote juga mendiami pulau-pulau lain di NTT seperti Pulau Timor, Pulau Ndao, Pulau Pamana, Pulau Nuse, dan pulau-pulau lainnya. Suku Rote memiliki pakaian adat yang kini menjadi ikon pakaian adat NTT. Pakaian adat NTT dari Rote ini disebut dengan nama Tenun Ikat yang terdiri dari kain tenun dan sering dikombinasikan dengan kemeja putih panjang. Busana ini kemudian ditambahkan penutup dada berupa selendang kain yang bermotif sama dengan kain bawahannya. Hal unik lainnya dari pakaian adat NTT khas Suku Rote ini adalah topi ti’i lingga yang mirip dengan topi ala Meksiko. Topi ini terbuat dari daun lontar kering dan menjadi simbol kewibawaan kaum pria Suku Rote. Adat Suku Sumba Suku Sumba adalah suku dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mendiami wilayah Pulau Sumba. Suku Sumba juga memiliki pakaian adat yang cukup sederhana namun terlihat menawan. Pakaian adat NTT untuk laki-laki Suku Sumba dikenal dengan nama hinggi. Hinggi atau kain ini dikenakan sebanyak dua lembar, yaitu hinggi kawuru dan hinggi kombu. Lalu bagian kepalanya dililitkan ikat kepala yang membentuk jambul. Tak lupa pakaian adat NTT dari Sumba ini juga dilengkapi aksesoris seperti gelang dan senjata tradisional. Sementara para wanita Sumba mengenakan kemben bernama ye’e, kain berbentuk sarung, anting-anting, dan hiasan kepala berbentuk bulan sabit. Adat Suku Manggarai Pakaian adat NTT milik Suku Manggarai dikenal dengan nama kain songke. Cara memakai kain songke mirip dengan cara memakai sarung, hanya saja ada bagian-bagian tertentu yang harus dihadapkan ke depan. Kain songke umumnya didominasi warna hitam yang melambangkan keagungan. Setiap motif kain songke juga memiliki makna yang berbeda. Para pria Suku Manggarai umumnya mengenakan kemeja lengan panjang, selendang motif songke, sarung kain songke, dan aksesoris kepala yang bernama sapu. Sementara para wanitanya mengenakan kebaya yang dipadu dengan kain songke, selendang kain, dan aksesoris bernama balibelo. Adat Suku Lio Suku Lio adalah salah satu suku tertua di Flores yang mendiami Kabupaten Ende. Pakaian adat NTT milik Suku Lio bernama ikat patola. Ikat patola adalah kain tenun yang digunakan secara khusus untuk kepala suku dan warga kerajaan. Motif dari ikat patola pun beragam, mulai dari motif dedaunan, motif hewan, hingga motif manusia. Bagi para wanita bangsawan Suku Lio, ikat patola ini ditambahkan hiasan manik-manik atau kulit kerang pada tepi kainnya. Baca juga 8 Alat Musik Khas Nusa Tenggara Timur Adat Suku Sabu Pakaian adat NTT milik Suku Sabu dibedakan menjadi dua, yaitu pakaian untuk pria duntuk wanita. Pakaian untuk pria terdiri dari atasan kemeja putih lengan panjang yang dipadukan dengan bawahan sarung dari kain katun. Kemudian ditambahkan pula selendang yang diselempangkan di bahu dan ikat kepala mahkota tiga tiang. Sementara pakaian untuk wanitanya tampak lebih sederhana, yaitu yaitu kebaya yang dipadukan dengan dua lilitan kain tenun dan diikat dengan ikat pinggang bernama pending. Baca juga 5 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi Saat ke Labuan Bajo Adat Suku Dawan Pakaian adat NTT yang berasal dari Suku Dawan dinamakan baju aramasi. Baju aramasi yang dikenakan oleh para wanita Suku Dawan ini adalah kebaya yang dipadukan dengan kain tenun sebagai bawahan dan selendang untuk menutupi dada. Kemudian ditambahkan pula aksesoris seperti sisir emas, tusuk konde, dan sepasang gelang berbentuk kepala ular. Sementara baju amarisi yang dikenakan para pria terdiri dari kemeja bodo dan sarung tenun yang diikat pada pinggang. Selain itu baju untuk pria juga dilengkapi aksesoris seperti kalung muti salak, kalung habas, gelang, dan ikat kepala. Adat Suku Helong pinterest Pakaian adat yang dikenakan para wanita Suku Helong merupakan perpaduan atasan berupa kebaya atau kemben dengan bawahan berupa sarung yang diikat menggunakan ikat pinggang emas. Pakaian ini kemudian dilengkapi dengan hiasan kepala berbentuk bulan sabit dan hiasan leher berbentuk bulan. Sementara pakaian adat untuk pria Suku Helong berupa atasan kemeja bodo dengan bawahan selimut lebar. Pakaian adat ini kemudian dilengkapi ikat kepala berupa destar dan perhiasan leher yang dinamakan habas. Itulah tujuh pakaian adat NTT dari masing-masing suku yang mendiami wilayah NTT. Sangat unik dan menawan bukan? Selain pakaian adatnya, masih ada banyak hal lainnya yang bisa Sahabat temukan di pedalaman Indonesia Timur. Klik di sini untuk mengenal lebih jauh pedalaman Indonesia. Sumber artikel
Sementara ada juga prasasti yang berukir manusia yang menggunakan pakaian adat khas Sumba. Batu kubur ini merupakan bagian dari simbol adat budaya merapu yang hingga kini masih dianut oleh sebagian masyarakat Sumba, khususnya Sumba Timur. Kabupaten Sumba Timur membuat batu kubur ini berbentuk persegi. Di pusat daerah Desa
Sumba merupakan salah satu pulau yang sangat terkenal dengan budaya dan destinasi wisatanya, salah satunya adalah baju adat Sumba yang dapat dicoba oleh anda. Jika anda ingin menacari tahu baju-baju adat yang seperti apa dari pulau Sumba ini, maka anda adalah orang yang tepat jika berada disini. Pasalnya pada saat ini kami akan menjelaskan tentang 5 baju adat Sumba yang menarik dan bisa dicoba oleh anda. Yuk kita simak pembahasannya yang ada dibawah ini. Baca juga ya 5 Penginapan Murah Di Sumba Barat, Nyaman Dan Menyenangkan! 5 Desa Adat Sumba Yang Unik Dan Menarik 1. Baju Kain Tenun Baju Kain Tenun – foto milik gallery_rakat Salah satu baju adat Sumba yang paling banyak dikenal oleh banyak orang adalah kain tenun yang dibuat sebagai kain tenun. Yang membuat pakaian ini menjadi lebih unik adalah proses pembuatan dari kain tenun ini membutuhkan proses pembuatan yang cukup lama. Pakaian ini juga bisa di dapati oleh anda, namun sayang sekali baju ini dijual dengan harga yang mahal. Perlu diketahui oleh anda kalau baju dengan menggunakan kain tenun ini akan dimotif dengan beragam macam. Dan, pada baju ini terdapat beragam macam makna. Jika anda menemukan baju dengan kain tenun yang memiliki motif kuda, dimana lambang kuda tersebut melambangkan kalau ini adalah keagungan, kepahlawanan serta kebangsawanan. Dari hal ini, simbol tersebut menjadi salah satu simbol harga diri dari warga Sumba. 2. Baju Kain Pahikung Baju Kain Pahikung – foto milik elis_rahardjo Baju adat Sumba yang kedua adalah baju yang terbuat dari kain Pahikung. Akan tetapi, kain ini tidak sepopuler dengan kain Tenun. Baju yang terbuat dari kain Pahikung ini memiliki beragam macam motif khas dari daerah Sumba yang ada disana. Menurut sumber yang ditemukan, baju adat Sumba yang terbuat dari kain Pahikung ini bisa di dapati oleh anda. Asalkan anda memiliki biaya yang berkisaran antara hingga sampai dengan bahkan harganya bisa lebih dari itu. Ada banyak motif yang bisa ditemukan oleh anda dalam baju ini, seperti motif gajah, manusia, mamoli dan juga tengkorak. Akan tetapi, bukan motif-motifnya yang membuat kain ini menjadi lebih mahal, melainkan usianya yang dapat membuat harganya menjadi lebih mahal. 3. Baju Adat Sumba Timur Baju Adat Sumba Timur – foto milik laelypassions Selain beberapa baju adat Sumba yang telah dijelaskan diatas, di Sumba anda juga bisa menemukan pakaian adat yang lebih menarik, yakni baju adat Sumba Timur. Baju yang terbuat dari Sumba Timur ini memiliki beragam macam makna yang sangat berarti bagi warga Sumba Timur tersebut. Bahkan, baju tersebut bukan menjadi salah satu baju yang terbuat dari semabarangan bahan, justru di desain dengan cara yang khusus sehingga memiliki banyak arti. Baca juga ya 5 Bukit Dengan Savana Terindah Di Sumba Air Terjun Hirumanu Sumba Yang Sejuk Dan Menarik Jika anda adalah seorang wisatawan dan berkunjung di Sumba Timur, maka anda akan mengenakan baju adat tersebut. Dan, apabila anda tidak ingin menggunakan bajunya, cobalah untuk menolaknya dengan cara yang sopan. Dengan begitu anda akan terhindar dari masalah-masalah yang datang. Harga dari baju ini juga mahal dan tidak banyak juga yang memproduksinya. Baju adat Sumba Timur ini memiliki stukturnya yang menarik dan terlihat indah seperti baju adat-adat yang sangat berbudaya. 4. Baju Adat Sumba Barat Baju Adat Sumba Barat – foto milik novrasumbayak Baju adat Sumba Barat merupakan salah satu baju adat tradisional di bagian Sumba. Baju ini menjadi salah satu baju yang khas dari Sumba Barat. Dalam hal ini, baju Sumba Barat memiliki beragam macam motif dan memiliki makna-makna yang sangat bermakna bagi bangsa Sumba Barat ini. Baju ini sangat penting untuk Sumba Barat, bahkan untuk menggunakan baju ini memiliki aturan-aturan yang tertentu dari Sumba Barat. Jadi, perhatikanlah dengan hal ini agar anda tidak salah gunakan. 5. Baju Adat Sumba Barat Daya Baju Adat Sumba Barat Daya – foto milik winariwukaho Perlu diketahui oleh anda kalau Sumba Barat dan Sumba Barat Daya merupakan daerah yang berbeda, hanya saja kedua namanya memiliki kesamaan. Baju adat Sumba Barat Daya memiliki ciri-ciri khas tersendiri dan terbuat dari motif-motif yang memiliki beragam macam makna. Baca juga ya Mengenal Kampung Raja Prailu Sumba Yang Unik Apa Sih Itu Sungai Wanukaka Sumba? Ini Dia Pembahasannya Akan tetapi, sayang sekali baju ini tidak banyak orang yang mengetahui, mungkin hanya mereka saja yang mengetahui tentang baju adat Sumba Barat Daya. Namun, pada umumnya baju ini memiliki keindahan yang sangat indah dan berbeda dengan beragam macam baju adat tradisional Sumba yang lainnya. Jika kalian ingin melihat langsung keunikan rumah adat sumba ini, kalian bisa ikutan paket open trip murah ke sumba selama lima hari empat malam.
Namaibu kota Nusa Tenggara Timur atau NTT adalah Kupang, dan destinasi wisata yang paling terkenal adalah Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Postingan ini menjelaskan tentang keunikan
Sumba adalah salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Indonesia yang sangat terkenal akan keindahan alam, adat istiadat serta budayanya. Tak heran, keindahan alam dan tradisi yang masih sangat kental menjadikan Pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menjadi target para wisatawan baik wisatawan domestik bahkan keunikan tradisi Pulau ini yang pastinya akan membuat pengunjungnya terheran-heran jika berkunjung ke Pulau Sandlewood Tradisi cium Maramba Tradisi unik yang bisa ditemukan ketika berkunjung ke Pulau Sumba adalah tradisi cium hidung atau "pudduk" dalam bahasa Sumba Timur. Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun oleh leluhur orang cium hidung bagi Orang Sumba merupakan simbol kekeluargaan dan persahabatan yang sangat dekat. Selain itu, jika ada pihak yang berseteru dan ingin berdamai, maka akan dilakukan cium hidung yang merupakan simbol cium hidung dilakukan dengan cara menempelkan dua hidung yang mengisyaratkan bahwa dua individu seakan sangat dekat dan tidak ada tradisi cium hidung ini sudah menjadi adat istiadat dan kebiasaan bagi Orang Sumba, namun tradisi ini tidak dapat dilakukan pada sembarang tempat dan waktu. Tradisi ini dapat dilakukan hanya dalam acara-acara tertentu, seperti saat proses pelaksanaan tradisi perkawinan, pesta pernikahan, ulang tahun, hari raya besar keagamaan, pesta adat, kedukaan dan acara samping itu juga saat penerimaan tamu-tamu yang dianggap terhormat atau agung yang berasal dari wilayah Sumba sendiri. Lantas, bagaimana dengan tamu-tamu yang berasal dari luar Pulau Sumba? Tentunya boleh dilakukan tradisi ini, asalkan ada pemberitahuan terlebih Tradisi makan sirih Naha Tarap Bagi Orang Sumba, tradisi makan sirih pinang atau "happa" dalam Bahasa Sumba Timur merupakan lambang kekerabatan dalam pergaulan sehari-hari bahkan dalam berbagai acara seperti perkawinan dan kematian serta acara ini dilakukan dengan cara mengunyah buah pinang, sirih, dan kapur yang akan menyebabkan gigi dan mulut berwarna kemerahan. Jangan heran ketika anda berkunjung atau bertamu ke rumah penduduk orang Sumba, kamu akan disuguhkan sirih pinang yang merupakan simbol penghormatan dan orang yang disuguhkan sirih pinang tersebut harus menerima suguhan itu, walaupun nanti diberikan kepada orang lain, dibawa pulang atau ditinggalkan pada tuan rumah atau untuk menghargai tuan rumah bisa juga dimakan tanpa kapur supaya mulut tidak berwarna itu, sirih pinang juga menjadi lambang komunikasi dengan arwah leluhur yang sudah meninggal serta sering disuguhkan dalam beberapa acara penting, seperti adat perkawinan dan kematian. Makanya tidak jarang ketika berkunjung ke Pulau Sumba, kita akan melihat orang Sumba akan meletakkan sirih pinang di atas kuburan keluarga dan kerabat mereka yang mereka kunjungi sebagai tanda sapaan dan komunikasi dengan arwah keluarga atau kerabat yang sudah meninggal itu. Tradisi yang sangat unik tentunya. Baca Juga 10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba 3. Tradisi "nyale" dan pasolaflickr/mshwaikoNyale atau mencari cacing laut adalah tradisi yang wajib dilakukan untuk mendahului tradisi Pasola. Dikutip dari Wikipedia Indonesia tradisi nyale adalah salah satu upacara rasa syukur atas anugerah yang didapatkan, yang ditandai dengan datangnya musim panen dan cacing laut yang melimpah di pinggir tersebut dilaksanakan pada waktu bulan purnama dan cacing-cacing laut/nyale keluar di tepi pantai. Bila nyale tersebut gemuk, sehat, dan berwarna-warni, pertanda tahun tersebut akan mendapatkan kebaikan dan panen yang berhasil. Sebaliknya, bila nyale kurus dan rapuh, akan didapatkan tradisi nyale dilakukan pada malam hari, maka pada keesokan harinya akan diadakan tradisi Pasola. Pasola adalah atraksi menunggang kuda dan dilakukan saling melempar tombak antar dua kelompok yang yang digunakan juga bukan tombak yang tajam, namun tetap saja akan ada yang terluka, entah kuda tunggangan ataupun para peserta pasola. Jika dalam tradisi itu ada peserta pasola yang terluka dan ada darah yang tercucur dianggap berkhasiat untuk kesuburan tanah dan kesuksesan terjadi kematian dalam tradisi ini, maka hal itu menandakan sebelumnya telah terjadi pelanggaran norma adat yang dilakukan oleh warga pada tempat pelaksanaan Tradisi Palekahelu Belis merupakan tradisi penyerahan mas kawin oleh pihak pria kepada pihak wanita. Belis dalam adat Orang Sumba bisa berupa ternak seperti kuda dan kerbau. Besarnya belis seorang Wanita Sumba biasanya tergantung kesepakatan antara kedua belah yang akan dinikahi adalah wanita dengan status sosial tinggi, maka hewan yang diberikan mencapai 30 ekor. Untuk rakyat biasa sekitar 5-15 ekor, dan untuk golongan yang lebih bawah lagi disebut dengan hamba atau ata dibayar oleh tuan disebut maramba itu, penyerahan belis juga dapat berupa mamuli. Mamuli adalah perhiasan yang biasanya terbuat dari emas. Mamuli sendiri memiliki simbol gambaran rahim atau simbol kemampuan reproduksi wanita. Kemudian, pihak wanita akan membalas pemberian pihak pria tersebut dengan ternak berupa babi, sarung dan kain khas itu, pihak wanita pun harus menyiapkan perhiasan dikenal dengan hada dalam Bahasa Sumba Timur, sarung, dan perlengkapan rumah tangga untuk anak gadis mereka. Bahkan pihak wanita yang berasal dari garis keturunan bangsawan biasanya memberikan hamba atau dikenal dengan dengan "ata pada anak gadis ini menjadi kesepakatan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan dan tentunya akan mempengaruhi jumlah belis yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Biasanya ketika seorang gadis Sumba membawa hamba/ata dari keluarganya, maka jumlah belis yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan pun semakin Upacara kematian "marapu"flickr/Fery JombloDi Pulau Sumba, dalam upacara kematian masih syarat dengan kepercayaan kepada roh nenek moyang atau lebih dikenal dengan "marapu". Upacara kematian marapu dapat memakan biaya yang sangat mahal karena dibutuhkan banyak ternak untuk disembelih selama prosesi berlangsung seperti kuda, kerbau, dan upacara kematian ini harus ditunda bertahun-tahun lamanya dengan maksud agar keluarga mampu menyiapkan biaya untuk melangsungkan prosesi tersebut dan juga untuk mengumpulkan semua keluarga dari tempat jauh untuk menghadiri prosesi upacara kematian heran jika mayat orang yang meninggal ditaruh dalam peti atau dikenal dengan kabbang dan disemayamkan selama bertahun-tahun sampai tiba saatnya keluarga siap melaksanakan prosesi upacara hari pelaksanaan prosesi upacara kematian dan pemakaman, keluarga yang diundang akan berkumpul dan membawa berbagai ternak seperti babi, kuda, kerbau, sarung, dan kain khas ini berdasarkan hubungan keluarga dengan orang yang meninggal, misalnya seorang anak perempuan yang sudah menikah akan membawa kuda atau kerbau ketika ayahnya meninggal, kemudian sebagai balasannya setelah pemakaman selesai, anak perempuan itu akan diberikan babi untuk dibawa Sumba, penganut kepercayaan marapu juga memakamkan jenazah dalam batu megalitikum dengan posisi seperti janin dalam rahim atau dikenal dengan pahandiarangu. Namun, seiring perkembangan jaman, pada saat ini hampir jarang ditemukan jenazah dikuburkan dalam posisi seperti ini, yang ditemukan adalah jenazah ditaruh di dalam peti dan dikuburkan kedalam kuburan yang terbuat dari Tradisi kawin antara "anak om dan anak tante" sepupuan diperbolehkan seputarpernikahan/Dwi Putra SejiwaSatu hal lagi yang cukup unik dari Orang Sumba adalah mengenai tradisi perkawinan sedarah antara "anak om dan anak tante" sepupuan yang diperbolehkan bahkan sangat dianjurkan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar semakin mempererat hubungan anak laki-laki dari seorang perempuan Sumba boleh menikahi anak gadis dari saudara laki-lakinya. Pada umumnya, perkawinan sedarah merupakan hal yang tidak wajar bagi kebanyakan orang, namun menjadi wajar dan sah-sah saja bagi orang ini bukanlah menjadi suatu kewajiban yang harus ditaati oleh orang Sumba. Namun jika ada hubungan antara "anak om dan anak tante" sepupuan yang sedang terjalin, maka bagi orang Sumba hubungan tersebut sangat Tradisi "pahillir"flickr/mshwaikoTradisi unik lain orang Sumba yang belum terlalu diketahui oleh orang banyak adalah "tradisi Pahillir" atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan "tradisi menghindar".Tradisi ini merupakan larangan keras yang tidak memperbolehkan "anak mantu perempuan dan ayah mertuanya atau anak mantu laki-laki dan ibu mertuanya" atau "istri ipar dan anak mantu laki-laki" berkomunikasi apalagi bersentuhan secara langsung, bahkan barang-barang milik masing-masing pun tidak boleh Orang Sumba hal tersebut adalah "tabu" dan tidak pantas dilakukan, sehingga ketika mereka bertemu, maka mereka harus "menghindar" atau dalam Bahasa Sumba Timur dikenal dengan istilah pahilir. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk menghindari kontak langsung antara mertua dengan menantu yang berbeda jenis kelamin, biasanya aktivitas dilakukan melalui kalau terpaksa terutama ketika tidak ada perantara, misalnya untuk melayani makan minum maka biasanya anak mantu menyimpannya di tempat yang bisa dilihat oleh ayah atau ibu mertuanya yang pahilir, lalu biasanya ayah/ibu mertuanya mengerti bahwa itu untuk dari tradisi "pahilir" adalah perlu adanya jarak dalam relasi sehingga tidak memicu hubungan-hubungan yang tradisi unik orang Sumba yang membuat mereka spesial. Pastikan kamu menemui tradisi-tradisi ini, ya kalau main ke Sumba. Biar liburanmu makin berkesan! Baca Juga 5 Hal Penting Ini Harus Kamu Perhatikan Sebelum Liburan ke Sumba IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
8Wisata Sumba Timur Paling Populer, wajib kamu kunjungi. Bukit Tanau. Tanah Sumba terkenal sebagai surga wisatanya Indonesia, salah satunya Bukit Tenau, yang merupakan bukti betapa cantiknya Tanah Sumba. Kamu bisa berswafoto sambil mengenakan pakaian adat, ini akan terlihat sangat Instagramable. Hiliwuku terletak di Desa Persiapan Hawurut
DiSumba Timur strata sosial antara kaum bangsawan (maramba), pemuka agama (kabisu) dan rakyat jelata (ata) masih berlaku, walaupun tidak setajam dimasa lalu dan jelas juga tidak pula tampak lagi secara nyata pada tata rias dan busananya. Dewasa ini perbedaan pada busana lebih ditunjukkan oleh tingkat kepentingan peristiwa seperti pada pesta
11 Agustus 2013) Tour Wisata Kolosal melihat Kampung Adat Bod’o , dan Kampung Meglitik Namata. Didahului dengan pemakaian Pakaian Adat dan diterima dengan Pacuan Kuda dan Hod’Da, dilanjutkan dengan kunjungan melihat lokasi Tambak Garam Tradisional, dan penyulingan Sopi Sabu. Kemudian menuju ke lokasi wisata Lie Madira;
1H1Wn. 5vkph8qlj1.pages.dev/605vkph8qlj1.pages.dev/1305vkph8qlj1.pages.dev/575vkph8qlj1.pages.dev/675vkph8qlj1.pages.dev/4335vkph8qlj1.pages.dev/1815vkph8qlj1.pages.dev/615vkph8qlj1.pages.dev/279
pakaian adat sumba timur