Gambaran klasik pertanian di Indonesia Perkebunan adalah kegiatan pemanfaatan sumur daya hayati yang dilakukan manusia bagi menghasilkan incaran pangan, sasaran baku industri, atau sumur energi, serta untuk mengelola mileu hidupnya.[1] Kegiatan pengusahaan sumber rahasia hayati yang termasuk internal pertanian biasa dipahami individu sebagai budidaya pokok kayu alias bersua dengan tanam serta pembengkakan binatang piaraan, meskipun cakupannya boleh juga berupa pemanfaatan jasad renik dan bioenzim privat penggarapan komoditas lanjutan, sebagaimana pembuatan keju dan tempe, alias doang ekstraksi satu-satunya, seperti penggerebekan lauk atau eksploitasi jenggala. Episode terbesar penghuni dunia bermata pencaharian internal bidang-parasan di lingkup pertanian, saja pertanian semata-mata beramal 4% berpunca PDB manjapada.[2] Kelompok aji-aji-guna-guna pertanaman mengkaji persawahan dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, hobatan-aji-aji pendukung, seperti aji-aji lahan, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika pun dipelajari dalam pertanian. Propaganda tani adalah bagian inti dari perladangan karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan kerumahtanggaan budidaya. âPetambakâ adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan gerakan tani, sebagai contoh âpetambak tembakauâ ataupun âorang tani ikanâ. Pekerja budidaya dabat peliharaan secara khusus disebut sebagai peternak. Cakupan pertanian [sunting sunting mata air] Pertanian privat pengertian yang luas mencakup semua kegiatan nan mengikutsertakan pemanfaatan makhluk hidup termasuk tanaman, fauna, dan mikrobia bakal arti bani adam.[3] Dalam keistimewaan sempit, persawahan diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Propaganda pertanian diberi nama distingtif untuk subjek usaha bercocok tanam tertentu. Kehutanan ialah usaha tani dengan subjek tanaman umumnya pohon dan diusahakan lega persil nan sekepal terlarang alias liar rimba. Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia atau insekta misalnya lebah. Perikanan memiliki subjek hewan perairan tercatat amfibia dan semua non-vertebrata air. Satu usaha perladangan bisa mengikutsertakan berbagai subjek ini serta merta dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelanggengan lingkungan mengakibatkan aspek-aspek perawatan sumber daya liwa juga menjadi fragmen dalam usaha pertanian. Semua usaha pertanian plong dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan bawah-sumber akar pengetahuan yang sepadan akan pengelolaan tempat kampanye, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan penyiapan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan kesangkilan bagi sampai ke keuntungan maksimal maka sira melakukan pertanian intensif. Aksi pertanian nan dipandang dengan mandu ini dikenal bak agribisnis. Program dan politik yang mengarahkan usaha persawahan ke cara pandang demikian dikenal sebagai pengintensifan. Karena pertanian industri comar menerapkan pertanian intensif, keduanya berulangulang disamakan. Sisi perkebunan industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah perkebunan berkelanjutan. Pertanian kontinu, dikenal juga dengan variasinya seperti persawahan organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian kunci dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting intern antisipasi efisiensinya. Hasilnya, pertanian per-sisten galibnya memberikan hasil yang makin rendah daripada pertanian industrial. Pertanian beradab masa kini rata-rata menerapkan sebagian onderdil berpunca kedua kutub âideologiâ pertanian nan disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif pertanian masukan invalid yang dalam bentuk paling kecil ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanaman subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan satu-satunya hanya bakal memenuhi kebutuhan koteng atau komunitasnya. Andai satu usaha, pertanian memiliki dua ciri terdahulu selalu melibatkan barang privat piutang ki akbar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif hierarki. Dua ciri khas ini unjuk karena pertanian melibatkan makhluk hidup internal satu alias bilang tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu n domestik proses produksi. Beberapa bentuk pertanian bertamadun misalnya budidaya alga, hidroponik sudah lalu dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian samudra usaha perladangan dunia masih tetap demikian. Sejarah ringkas pertanian bumi [sunting sunting sumur] Wilayah âbulan penyadap nan suburâ di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan instrumen-alat pengolahnya. Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada detik manusia belum mengenal budidaya masyarakat berburu dan peramu dan yakni kegiatan pelestarian dan pembudidayaan binatang nan mula-mula kali. Selain itu, praktik pengusahaan hutan sebagai mata air bahan pangan diketahui sebagai agroekosistem yang tertua.[4] Pemanfaatan wana sebagai kebun diawali dengan kebudayaan berbasis hutan di sekitar sungai. Secara bertahap bani adam mengenali pepohonan dan samun yang bermanfaat. Sebatas balasannya seleksi buatan oleh hamba allah terjadi dengan menyingkirkan spesies dan spesies nan buruk dan memilih yang baik.[5] Kegiatan pertanian budidaya tanaman dan ternak merupakan keseleo satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan memungkirkan total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah lazimnya bersepakat bahwa perladangan purwa mungkin berkembang sekitar tahun yang lalu dari kebudayaan di wilayah âbulan sabit yang suburâ di Timur Perdua, nan menghampari daerah lembah Batang air Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat sebatas daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian serealia, terutama gandum kuno seperti emmer dan kacang-polongan di provinsi tersebut. Pron bila itu, 2000 tahun pasca- berakhirnya Zaman Es terakhir plong era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang habis sepakat lakukan mulainya pertanaman. Pertanian telah dikenal maka dari itu publik yang sudah mencapai peradaban rayuan muda zaman batu baru, perunggu dan megalitikum. Perladangan menyangkal bagan-bentuk kepercayaan, berpokok pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap betara-batara perlambang kesuburan dan ketersediaan alas. Pada 5300 tahun yang lalu di China, kucing didomestikasi buat menangkap dabat pengerat yang menjadi hama di ladang.[6] Teknik budidaya pokok kayu tinggal meluas ke barat Eropa dan Afrika Utara, lega detik itu Sahara belum sesudah-sudahnya menjadi sahara dan ke timur sampai Asia Timur dan Asia Tenggara. Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut dan gabah sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Awam Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah minimal enggak pron bila 3000 periode SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Darurat itu, masyarakat benua Amerika meluaskan tumbuhan dan hewan budidaya yang sejak sediakala sesekali farik. Hewan ternak nan pertama kali didomestikasi adalah embek/domba 7000 periode SM serta nangui 6000 tahun SM, bersama-begitu juga domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak berangkat dikembangkan antara 6000 hingga 3000 perian SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Larva sutera diketahui telah diternakkan 2000 masa SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal berasal 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut tambahan pula baru dikenal manusia lega abad ke-20 ini. Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal anak adam mutakadim lama. Masyarakat Mesir Kuno 4000 waktu SM dan Yunani Bersejarah 3000 tahun SM telah mengenal baik budidaya berpangku tangan dan zaitun. Tanaman serat didomestikasikan di saat nan minus lebih bersamaan dengan domestikasi tanaman pangan. China mendomestikasikan ganja sebagai penggarap serat bagi membuat tiang, tekstil, dan sebagainya; kapas didomestikasikan di dua tempat yang berbeda yaitu Afrika dan Amerika Kidul; di Timur Tengah dibudidayakan flax.[7] Pengusahaan nutrisi lakukan mengkondisikan tanah sebagai halnya cendawan kandang, kompos, dan abu mutakadim dikembangkan secara adil di berbagai kancah di marcapada, tercatat Mesopotamia, Leger Nil, dan Asia Timur.[8] Pertanian kontemporer [sunting sunting mata air] Citra inframerah perladangan di Minnesota. Tanaman sehat berwarna biram, paluh air berwarna hitam, dan lahan mumbung pestisida bercelup coklat Pertanian puas abad ke 20 dicirikan dengan kenaikan hasil, penggunaan rabuk dan pestisida sintetik, pembiakan selektif, mekanisasi, pencemaran air, dan subsidi pertanian. Pendukung pertanaman organik sebagai halnya Sir Albert Howard berpendapat bahwa di semula abad ke 20, eksploitasi pestisida dan pupuk sintetik nan berlebihan dan secara jangka panjang boleh subversif kesuburan tanah. Pendapat ini drman sepanjang puluhan tahun, hingga kesadaran lingkungan meningkat di semula abad ke 21 menyebabkan gerakan perladangan berkelanjutan meluas dan start dikembangkan oleh petani, konsumen, dan pembuat strategi. Sejak hari 1990-an, terdapat perbantahan terhadap efek mileu dari pertanian konvensional, terutama tentang pengotoran air,[9] menyebabkan tumbuhnya manuver organik. Salah suatu penggerak utama berbunga gerakan ini adalah sertifikasi sasaran pangan organik pertama di mayapada, yang dilakukan makanya Ayuk Eropa pada musim 1991, dan berangkat mereformasi Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa pada periode 2005.[10] Pertumbuhan pertanian organik telah memperbarui penajaman intern teknologi alternatif seperti manajemen hama terpadu dan pembiakan ketat. Jalan teknologi terkini yang dipergunakan secara luas ialah alamat pangan termodifikasi secara genetik. Di akhir musim 2007, beberapa faktor mendorong peningkatan harga biji-bijian nan dikonsumsi individu dan hewan ternak, menyebabkan eskalasi harga sorgum sampai 58%, kedelai hingga 32%, dan jagung setakat 11% dalam satu tahun. Kontribusi terbesar ada pada kenaikan petisi biji-bijian sebagai alamat pakan piaraan di Cina dan India, dan konversi ponten-bijian korban rimba menjadi barang biofuel.[11] [12] Hal ini menyebabkan kerusuhan dan demonstrasi nan menuntut turunnya harga pangan.[13] [14] [15] International Fund for Agricultural Development mengusulkan peningkatan pertanian skala kecil boleh menjadi solusi untuk meningkatkan suplai target wana dan pun ketahanan hutan. Visi mereka didasarkan pada perkembangan Vietnam yang bersirkulasi dari importir tembolok ke eksportir makanan, dan mengalami penurunan angka kemiskinan secara berfaedah dikarenakan pertambahan besaran dan volume usaha kecil di latar pertanian di negara mereka.[16] Sebuah epidemi nan disebabkan oleh fungi Puccinia graminis puas tanaman gandum menyebar di Afrika menyentuh Asia.[17] [18] [19] Diperkirakan 40% tanah pertanian terdegradasi secara serius.[20] Di Afrika, gaya degradasi tanah nan terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tersebut hanya mewah menjatah makan 25% populasinya.[21] Pada tahun 2009, China merupakan pencipta hasil pertanian terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa, India, dan Amerika Perkongsian, berdasarkan ekonomi mengukur total faktor produktivitas pertanian dan menemukan bahwa Amerika Maskapai kini kali bertambah produktif dibandingkan dengan waktu 1948.[22] Enam negara di manjapada, adalah Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Argentina, dan Thailand mensuplai 90% angka-bijian bahan pangan yang diperdagangkan di manjapada.[23] Defisit air yang terjadi telah meningkatkan impor biji-bijian di berbagai negara berkembang,[24] dan kebolehjadian pula akan terjadi di negara yang lebih besar seperti China dan India.[25] Tenaga kerja [sunting sunting sumber] Pada tahun 2022, Organisasi Perburuhan Antarbangsa disingkat ILO menyatakan bahwa setidaknya terdapat 1 miliar lebih penduduk yang bekerja di bidang sektor pertanian. Pertanian menyumbang setidaknya 70% jumlah pekerja anak-momongan, dan di berbagai negara sejumlah besar wanita juga berkarya di sektor ini kian banyak dibandingkan dengan sektor lainnya.[26] Semata-mata sektor jasa yang bernas mengungguli jumlah pekerja pertanian, adalah sreg masa 2007. Antara periode 1997 dan 2007, jumlah personel di bidang pertanian terban dan merupakan sebuah kecenderungan yang akan berlanjut.[27] Jumlah pekerja yang dipekerjakan di permukaan pertanian bervariasi di berbagai negara, mulai berusul 2% di negara modern sebagai halnya Amerika Serikat dan Kanada, setakat 80% di berbagai negara di Afrika.[28] Di negara maju, angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan abad sebelumnya. Plong abad ke 16, antara 55ââŹâ75% warga Eropa berkarya di bidang pertanian. Sreg abad ke 19, angka ini turun menjadi antara 35ââŹâ65%.[29] Angka ini sekarang turun menjadi kurang berusul 10%.[28] Keamanan [sunting sunting sumber] Batang pelindung risiko tergulingnya traktor dipasang di belakang takhta pengemudi Persawahan yakni pabrik yang berbahaya. Petani di seluruh marcapada berkreasi plong risiko tinggi terluka, penyakit paru-paru, hilangnya pendengaran, penyakit kulit, juga kanker tertentu karena penggunaan bahan kimia dan paparan cuaca matahari kerumahtanggaan jangka panjang. Pada pertanian pabrik, luka secara ajek terjadi pada pengusahaan perabot dan mesin pertanian, dan penyebab utama jejas serius.[30] Pestisida dan bahan ilmu pisah lainnya lagi membahayakan kebugaran. Pekerja yang terpapar racun hama secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fertilitas.[31] Di negara industri dengan keluarga yang semuanya bekerja pada lahan kampanye berbendang nan dikembangkannya sendiri, seluruh keluarga tersebut makmur pada risiko.[32] Penyebab utama kecelakaan fatal sreg pekerja perkebunan merupakan terendam dan jejas akibat permesinan.[32] ILO menyatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi nan membahayakan tenaga kerja.[26] Diperkirakan bahwa mortalitas pelaku di sektor ini setidaknya 170 ribu jiwa tiap-tiap tahun. Berbagai kasus mortalitas, luka, dan linu karena aktivitas pertanian berkali-kali tidak dilaporkan misal peristiwa akibat aktivitas perladangan.[33] ILO telah mengembangkan Konvensi Kesehatan dan Keselamatan di meres Pertanian, 2001, nan mencengam risiko pada pekerjaan di bidang pertanian, pencegahan risiko ini, dan peran berbunga individu dan organisasi terkait perladangan.[26] Sistem pembudidayaan tanaman [sunting sunting perigi] Budi daya padi di Bihar, India Sistem pertanaman dapat beraneka ragam sreg setiap persil gerakan berkebun, tergantung sreg ketersediaan perigi kancing dan pembatas; geografi dan iklim; kebijakan pemerintah; tekanan ekonomi, sosial, dan politik; dan filosofi dan budaya petani.[34] [35] Pertanian berpindah tebang dan bakar ialah sistem di mana wana dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran boleh mendukung pembudidayaan tumbuhan semusim dan menahun bikin bilang masa.[36] Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan bertunas kembali dan petani berpindah ke kapling hutan berikutnya yang akan dijadikan kapling pertanaman. Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi berpunca jamur dan kotoran binatang, dan pengendalian hama. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani enggak berpindah, doang membutuhkan kebulatan hati input pupuk dan pengendalian hama yang kian strata. Industrialisasi membawa pertanian monokultur di mana satu kultivar dibudidayakan lega lahan nan sangat luas. Karena tingkat multiplisitas hayati yang invalid, penggunaan nutrisi berorientasi kostum dan wereng boleh terakumulasi sreg halah tersebut, sehingga pengusahaan baja dan pestisida meningkat.[35] Di sisi lain, sistem tanaman aliran mengintensifkan tanaman farik secara berurutan kerumahtanggaan satu tahun. Tumpang sari adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada masa yang proporsional dan tanah yang sebanding, nan disebut juga dengan polikultur.[36] Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas sreg keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan mengetanahkan banyak tumbuhan semusim bergiliran n domestik setahun, atau dibutuhkan irigasi. Di semua varietas lingkungan ini, tanaman menahun seperti kopi dan kakao dan praktik wanatani dapat bertaruk. Di lingkungan beriklim sedang di mana sabana dan sabana banyak bersemi, praktik budidaya tanaman semusim dan penggembalaan hewan dominan.[36] Sistem produksi dabat [sunting sunting sumber] Sistem produksi hewan piaraan dapat didefinisikan beralaskan sumber pakan yang digunakan, nan terdiri dari peternakan berbasis penggembalaan, sistem kandang penuh, dan sintesis.[37] Pada tahun 2010, 30% persil di manjapada digunakan untuk memproduksi hewan piaraan dengan memakai bertambah miliar orang. Antara masa 1960-an sampai 2000-an terjadi peningkatan produksi fauna ternak secara signifikan, dihitung dari jumlah maupun massa karkas, terutama lega produksi daging sapi, daging nangui, dan daging ayam. Produksi daging ayam pada tahun tersebut meningkat setakat 10 kelihatannya lipat. Hasil hewan non-daging sama dengan buah dada sapi dan telur ayam aduan juga menunjukan eskalasi nan penting. Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat setakat tahun 2050.[38] Khuluk daya perikanan adalah produksi lauk dan fauna air lainnya di dalam lingkungan yang terkendali lakukan konsumsi manusia. Sektor ini lagi termasuk nan mengalami pertambahan hasil rata-rata 9% per tahun antara hari 1975 hingga hari 2007.[39] Selama abad ke-20, penyelenggara hewan ternak dan ikan menggunakan penangkaran diskriminatif lakukan menciptakan ras hewan dan hibrida yang berlimpah meningkatkan hasil produksi, sonder memperdulikan kerinduan buat mempertahankan keanekaragaman genetika. Kecenderungan ini memicu penerjunan signifikan internal kemajemukan genetika dan sumur ki akal sreg ras hewan peliharaan, yang menyebabkan berkurangnya sambutan satwa piaraan terhadap penyakit. Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat puas fauna ternak ras setempat juga mulai memasap.[40] Produksi satwa ternak berbasis penggembalaan amat bergantung lega bentang kalimantang seperti padang jukut dan sabana bagi membagi makan hewan ruminansia. Kotoran hewan menjadi input vitamin utama bakal vegetasi tersebut, namun input enggak di luar ampas hewan dapat diberikan tersampir kebutuhan. Sistem ini penting di daerah di mana produksi tanaman pertanian bukan memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah.[36] Sistem campuran memperalat lahan penggembalaan berbarengan pakan buatan yang yaitu hasil persawahan yang terjamah menjadi pakan ternak.[37] Sistem kandang membudidayakan hewan ternak di dalam kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap masa. Penggodokan berak ternak boleh menjadi masalah pencemaran udara karena boleh menumpuk dan menyingkirkan asap metan intern jumlah besar.[37] Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar daging dan produk peternakan di dalam negerinya. Diperkirakan 75% dari seluruh peningkatan produksi hewan piaraan pecah tahun 2003 hingga 2030 akan gelimbir pada sistem produksi peternakan industri. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara yang waktu ini yaitu negara berkembang di Asia, dan sebagian boncel di Afrika.[38] Bilang praktik digunakan dalam produksi hewan ternak memikul seperti mana penggunaan hormon pertumbuhan menjadi kontroversi di bermacam-macam tempat di bumi.[41] Masalah lingkungan [sunting sunting sumber] Persawahan mampu menyebabkan kelainan melalui pestisida, diseminasi nutrisi, penggunaan air berlebih, hilangnya lingkungan standard, dan problem lainnya. Sebuah penilaian yang dilakukan puas tahun 2000 di Inggris menyebutkan total biaya eksternal kerjakan mengatasi permasalahan lingkungan tercalit pertanian adalah 2343 juta Poundsterling, maupun 208 Poundsterling per hektare.[42] Sementara itu di Amerika Persekutuan dagang, biaya eksternal untuk produksi pohon pertaniannya sampai ke 5 setakat 16 miliar US Dollar maupun 30-96 US Dollar masing-masing hektare, dan biaya eksternal produksi peternakan mencapai 714 juta US Dollar.[43] Kedua studi fokus pada dampak pajak, yang menghasilkan deduksi bahwa begitu banyak peristiwa yang harus dilakukan untuk memasukkan biaya eksternal ke dalam usaha pertanian. Keduanya enggak mengegolkan subsidi di privat analisisnya, namun menyerahkan catatan bahwa subsidi pertanian kembali mengapalkan dampak kerjakan masyarakat.[42] [43] Pada tahun 2010, International Resource Panel dari UNEP mengkover pemberitahuan penilaian dampak lingkungan berpokok konsumsi dan produksi. Studi tersebut menemukan bahwa perladangan dan konsumsi bahan pangan adalah dua hal yang menyerahkan impitan plong lingkungan, terutama kemunduran habitat, perubahan iklim, pemakaian air, dan emisi zat berbisa.[44] Kelainan pada sato ternak [sunting sunting sumber] PBB melaporkan bahwa âhewan peliharaan merupakan salah satu kontributor utama masalah lingkunganâ.[45] 70% kapling pertanian dunia digunakan cak bagi produksi hewan ternak, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai tanah penggembalaan alias lahan bagi memproduksi pakan piaraan. Total ini setara dengan 30% besaran kapling di dunia. Sato ternak pula merupakan pelecok satu penderma gas rumah beling berupa asap metana dan nitro oksida yang, meski jumlahnya terbatas, namun dampaknya setara dengan emisi total CO2. Kejadian ini dikarenakan gas metana dan nitro oksida merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO2. Peternakan lagi didakwa sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya deforestasi. 70% basin Amazon nan sebelumnya ialah wana kini menjadi petak penggembalaan fauna, dan sisanya menjadi tanah produksi pakan.[46] Selain deforestasi dan deteriorasi lahan, budi daya dabat peliharaan yang sebagian besar berkonsep ras eksklusif juga menjadi pemicu hilangnya pluralitas hayati. Ki kesulitan penggunaan lahan dan air [sunting sunting sumber] Transmutasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan produk dan jasa yakni pendirian yang minimal substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem marcapada, dan dikategrikan bagaikan penggerak terdahulu hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan total lahan yang diubah makanya manusia antara 39%-50%.[47] Degradasi tanah, penurunan fungsi dan daya produksi ekosistem jangka tinggi, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di bumi.[48] Maklumat FAO menyatakan bahwa manajemen petak ibarat penggerak utama dekadensi dan miliar orang gelimbir lega lahan yang terdegradasi. Deforestasi, desertifikasi, erosi tanah, kehilangan bilangan mineral, dan salinisasi yaitu contoh rancangan degradasi kapling.[36] Eutrofikasi adalah peningkatan populasi alga dan tumbuhan air di ekosistem perairan akibat aliran gizi dari kapling pertanian. Peristiwa ini mampu menyebabkan hilangnya kodrat oksigen di air momen jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan membusuk di perairan kian dan dekomposisi terjadi. Keadaan ini mampu menyebabkan kebinasaan lauk, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air meneguk dan kebutuhan mahajana dan industri. Penggunaan pupuk jebah di petak pertanian nan diikuti dengan revolusi air permukaan mewah menyebabkan nutrisi di persil pertanaman terkikis dan berputar terseret menuju ke perairan terdekat. Gizi inilah yang menyebabkan eutrofikasi.[49] Pertanaman memanfaatkan 70% air sia-sia yang diambil semenjak berbagai macam sumber di seluruh dunia.[50] Pertanian memanfaatkan sebagian raksasa air di akuifer, bahkan mengambilnya dari sepuhan air kapling kerumahtanggaan laju yang enggak dapat dikembalikan unsustainable. Sudah diketahui bahwa berbagai akuifer di bermacam-macam tempat padat penduduk di seluruh dunia, sama dengan China fragmen lor, seputar Sungai Ganga, dan wilayah barat Amerika Kawan, telah menciut jauh, dan penelitian akan halnya ini sedang dilakukan di akuifer di Iran, Meksiko, dan Arab Saudi.[51] Tekanan terhadap preservasi air terus terjadi dari sektor industri dan kawasan urban yang terus mencekit air secara tidak lestari, sehingga pertandingan pengusahaan air buat pertanian meningkat dan tantangan dalam memproduksi bahan wana juga demikian, terutama di kawasan yang langka air.[52] Eksploitasi air di pertanian juga dapat menjadi penyebab masalah lingkungan, tercatat hilangnya rawa, penyebaran ki aib melalui air, dan kejatuhan lahan seperti salinisasi tanah ketika irigasi tidak dilakukan dengan baik.[53] Pestisida [sunting sunting sumber] Penggunaan pestisida telah meningkat sejak tahun 1950-an, menjadi juta ton per perian di seluruh dunia. Sahaja tingkat kekeringan produksi pertanian tegar terjadi privat jumlah yang relatif setia.[54] WHO memperkirakan pada tahun 1992 bahwa 3 juta anak adam keracunan pestisida setiap tahun dan menyebabkan mortalitas 200 mili jiwa.[55] Pestisida dapat menyebabkan peperangan pestisida plong populasi hama sehingga peluasan pestisida baru terus berlanjut.[56] Argumen alernatif pecah masalah ini ialah racun hama merupakan pelecok satu cara bagi meningkatkan produksi pangan puas lahan nan terbatas, sehingga dapat menumbuhkan makin banyak tanaman pertanian pada lahan yang lebih sempit dan menerimakan ulas lebih banyak cak bagi alam haram dengan mencegah perpanjangan persil pertanian makin ekstensif.[57] [58] Cuma bermacam rupa kritik berkembang bahwa perpanjangan lahan yang mengorbankan mileu karena eskalasi kebutuhan hutan bukan dapat dihindari,[59] dan pestisida hanya menggantikan praktik perkebunan nan baik yang cak semau seperti mana rotasi tanaman.[56] Persebaran pohon mencegah penumpukan wereng yang seimbang sreg satu tanah sehingga hama diharapkan meruap setelah panen dan lain datang kembali karena pohon yang ditanam enggak sama dengan yang sebelumnya. Perubahan iklim [sunting sunting sumber] Pertanian merupakan keseleo satu yang mempengaruhi perlintasan iklim, dan transisi iklim mempunyai dampak bagi pertanian. Perubahan iklim memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan perubahan periode dan besaran, qada dan qadar zat arang dioksida di udara, radiasi matahari, dan interaksi dari semua unsur tersebut.[36] Kejadian ekstrem seperti kesuntukan dan banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim.[60] Perkebunan merupakan sektor yang paling kecil rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang tanggap bagi menjaga produksi pertanian dan menyisihkan alamat alas. Kegoyahan volume batang air akan terus terjadi akibat perubahan iklim. Negara di selingkung sungai Nil mutakadim mengalami dampak fluktuasi piutang sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman nan mampu mengurangi hasil persawahan sampai 50%.[61] Pendekatan yang bersifat menyangkal diperlukan untuk menggapil mata air ki akal umbul-umbul pada masa depan, sama dengan perubahan kebijakan, metode praktik, dan organ untuk melejitkan pertanian berbasis iklim dan lebih banyak memperalat deklarasi ilmiah dalam menganalisis risiko dan kerentanan akibat perubahan iklim.[62] [63] Pertanaman dapat memitigasi simultan memperburuk pemanasan universal. Beberapa semenjak peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer marcapada dikarenakan dekomposisi materi organik yang subur di lahan, dan sebagian samudra tabun metanan yang dilepaskan ke atmosfer berpangkal terbit aktivitas persawahan, termasuk dekomposisi sreg lahan basah perkebunan seperti sawah,[64] dan aktivitas digesti hewan piaraan. Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan denitrifikasi dan hilangnya nitrogen bersumber tanah, menyebabkan lepasnya gas nitrat oksida dan nitro oksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca.[65] Pergantian metode pengelolaan pertanian kreatif mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan lahan dapat difungsikan juga sebagai fasilitas sekuestrasi karbon.[64] Energi dan perladangan [sunting sunting sumber] Sejak tahun 1940, kapasitas perladangan meningkat secara signifikan dikarenakan penggunaan energi yang intensif dari aktivitas mekanisasi pertanian, serabut, dan racun hama. Input energi ini sebagian samudra bersumber dari bahan bakar sisa purba.[66] Rotasi Plonco menafsirkan pertanian di seluruh dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara bermanfaat,[67] dan kini pertanian berbudaya membutuhkan input minyak mayapada dan asap alam untuk sumber energi dan produksi serabut. Telah terjadi kepanikan bahwa kelangkaan energi sisa purba akan menyebabkan tingginya biaya produksi pertanaman sehingga mengurangi hasil pertanian dan kelangkaan rimba.[68] Proporsi konsumsi energi puas pertanian dan sistem pangan %sreg tiga negara maju Negara Waktu Pertanian secara spontan & tidak langsung Sistempangan Britania Raya[69] 2005 11 Amerika Serikat[70] 1996 10 Amerika Persekutuan dagang[71] 2002 14 Swedia[72] 2000 13 Negara industri bergantung lega alamat bakar fosil secara dua kejadian, yaitu secara serempak dikonsumsi sebagai sumber energi di persawahan, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida. Konsumsi langsung boleh mencakup penggunaan pelumas internal perawatan permesinan, dan zat alir penukar panas plong mesin ketuhar dan pendingin. Pertanian di Amerika Sekutu mengkonsumsi sektar eksajoule pada musim 2002, yang merupakan 1% dari total energi nan dikonsumsi di negara tersebut.[68] Konsumsi tidak sederum yaitu andai manufaktur pupuk dan racun hama yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara eksajoule lega tahun 2002.[68] Asap pan-ji-panji dan godaan bara yang dikonsumsi melalui produksi pupuk nitrogen besarnya setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian. China mengkonsumsi batu bara lakukan produksi kawul nitrogennya, sementara itu sebagian osean negara di Eropa menggunakan gas bendera dan hanya sebagian kecil godaan bara. Berdasarkan laporan pada hari 2010 yang dipublikasikan oleh The Royal Society, ketergantungan pertanian terhadap objek bakar fosil terjadi secara serta merta maupun enggak langsung. Incaran bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi.[73] Energi yang digunakan untuk produksi alat dan mesin persawahan juga adalah pelecok suatu bentuk penggunaan energi di pertanaman secara tidak pangsung. Sistem pangan mencakup tidak tetapi pada produksi pertanian, belaka kembali pemrosesan setelah hasil pertanaman keluar dari lahan usaha tani, pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan. Energi yang digunakan sreg sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, boleh menjejak lima barangkali bekuk.[70] [71] Plong perian 2007, insentif yang makin tinggi bagi penanam penanam pokok kayu non-rimba penggarap biofuel[74] ditambah dengan faktor lain seperti mana pengusahaan kembali lahan tidur yang invalid kaya, peningkatan biaya transportasi, persilihan iklim, pertambahan jumlah konsumen, dan peningkatan warga dunia,[75] menyebabkan kerentanan pangan dan peningkatan harga rimba di berbagai tempat di dunia.[76] [77] Pada Desember 2007, 37 negara di manjapada menghadapi kemelut alas, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga alas di luar kendali, yang dikenal dengan kasus krisis harga hutan mayapada 2007-2008. Kerusuhan akibat memaksudkan turunnya harga jenggala terjadi di berbagai tempat sampai menyebabkan korban spirit.[13] [14] [15] Mitigasi kelangkaan objek bakar fosil [sunting sunting mata air] Prediksi M. King Hubbert mengenai laju produksi minyak bumi dunia. Pertanian berbudaya sangat mengelepai pada energi fosil ini.[78] Pada kelangkaan target bakar fosil, pertanian organik akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pertanian lumrah yang memperalat begitu banyak input berbasis gasolin seperti mana pupuk dan racun hama. Bineka penekanan akan halnya pertanian organik berbudaya menunjukan bahwa hasil persawahan organik sama besarnya dengan pertanaman normal.[79] Kober pasca runtuhnya Ning Soviet mengalami kelangkaan input rabuk dan pestisida kimia sehingga usaha pertanian di negeri tersebut menggunakan praktik organik dan mampu memberi makan populasi penduduknya.[80] Sahaja pertanaman organik akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan jam kerja.[81] Hijrah mulai sejak praktik monokultur ke pertanian organik sekali lagi membutuhkan perian, terutama pengkondisian tanah[79] lakukan membersihkan bahan ilmu pisah berbahaya yang tak sesuai dengan standar target pangan organik. Komunitas pedesaan bisa memanfaatkan biochar dan synfuel yang menggunakan limbah pertanian bakal terjamah menjadi pupuk dan energi, sehingga dapat mendapatkan bahan bakar dan bahan pangan sekaligus, dibandingkan dengan persaingan bahan jenggala vs bahan bakar yang masih terjadi sampai saat ini. Synfuel dapat digunakan di tempat; prosesnya akan lebih efisien dan mampu menghasilkan bahan bakar nan sepan untuk seluruh aktivitas pertanian organik.[82] [83] Detik bahan pangan termodifikasi genetik GMO masih dikritik karena benih nan dihasilkan bersifat steril sehingga tidak mewah direproduksi oleh peladang[84] [85] dan hasilnya dianggap berbahaya bagi manusia, telah diusulkan agar tanaman jenis ini dikembangkan lebih jauh dan digunakan sebagai penyusun alamat bakar, karena tumbuhan ini mampu dimodifikasi untuk menghasilkan lebih banyak dengan input energi yang lebih adv minim.[86] Namun perusahaan utama penghasil GMO seorang, Monsanto, tak rani melaksanakan proses produksi pertanian berkesinambungan dengan tumbuhan GMO lebih berpunca satu masa. Di saat yang bersamaan, praktik pertanian dengan memanfaatkan ras tradisional menghasilkan bertambah banyak pada keberagaman tanaman yang sama dan dilakukan secara bersambung-sambung.[87] Ekonomi persawahan [sunting sunting sumber] Ekonomi perkebunan adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.[88] Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori umum mengenai pemasaran dan bisnis merupakan sebuah disiplin mantra nan dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20.[89] Biar studi mengenai pertanaman terbilang baru, berbagai kecenderungan penting di parasan pertanian seperti sistem bagi hasil pasca Perang Uri Amerika Persekutuan dagang hingga sistem feodal nan pertalian terjadi di Eropa, sudah secara bermanfaat mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan lagi marcapada.[90] [91] Di berbagai tempat, harga rimba yang dipengaruhi maka dari itu pemrosesan pangan, persebaran, dan pemasaran perladangan telah bertunas dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanaman di atas kapling telah jauh berkurang efeknya. Peristiwa ini tersapu dengan daya guna yang begitu strata n domestik satah pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan incaran pangan dan strategi pemasaran. Sentralisasi pasar sekali lagi telah meningkat di sektor ini yang bisa meningkatkan efisiensi. Saja perubahan ini mampu mengakibatkan hijrah surplus ekonomi dari penyelenggara pembajak ke konsumen, dan mempunyai dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.[92] Digitalisasi perlu untuk merespon keterbatasan tenaga kerja dan pun meningkatkan efisiensi yang berbenda meningkatkan kapasitas kulak, value, produk dan konsumen plonco menandai-distruptive teknologi budidaya lazim. Baik sepanjang proses lebih-lebih hingga menjualbelikan produk pertanian, digitalisasi semacam itu efisien. Perlahan, para peladang bukan ganar teknologi digital, dan bahkan bisa meningkatkan produkvitas sektor pertanian, hal ini karuan masih banyak tugas untuk mewujudkan penanam menjadi petani digital.[93] Kebijakan pemerintah satu negara bisa mempengaruhi secara berharga pasar produk pertanian, n domestik susuk rahmat fiskal, subsidi, tarif, dan bea lainnya.[94] Sejak hari 1960-an, kombinasi pemagaran ekspor impor, kebijakan skor tukar, dan subsidi mempengaruhi perladangan di negara berkembang dan negara berbudaya. Pada masa 1980-an, para penanam di negara berkembang yang enggak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan pangan. Di antara perian 1980-an dan 2000-an, beberapa negara di marcapada membuat kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perbisnisan lainnya yang diberlakukan di manjapada pertanian.[95] Namun pada tahun 2009, masih terletak sejumlah digresi politik pertanaman yang mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga barang yang suntuk ki terdorong adalah gula, payudara, dan beras, yang terutama karena pemberlakuan fiskal. Bijan merupakan biji-bijian penghasil petro yang kejangkitan pajak paling tinggi meski masih lebih sedikit dibandingkan pajak dagangan peternakan.[96] Namun subsidi kapas masih terjadi di negara maju yang mutakadim menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan pembajak kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi.[97] Komoditas mentah sama dengan milu dan daging sapi lazimnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga. Barang nan dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk debit produksi alias selit belit.[98] Lihat pula [sunting sunting sumber] Pengairan FAO Daftar universitas pertanian di Indonesia Teks [sunting sunting sumber] ^ Safety and health in agriculture. International Labour Organization. 1999. ISBN 978-92-2-111517-5. Diakses tanggal 13 September 2010. ^ Harahap, Fitra Syawal 2021. Dasar-dasar Agronomi Pertanian. Mitra Cendekia Media. hlm. 2. ISBN 9786236957851. ^ Lamangida, Saiman 2021. âDEKAN HADIRI PENANDA TANGANAN IMPLEMENTASI KERJASAMA JURUSAN PETERNAKAN DENGAN DINAS PERTANIAN PROVINSI GORONTALOâ. . Diakses copot 2022-01-04 . ^ Douglas John McConnell 2003. The Forest Farms of Kandy And Other Gardens of Complete Design. hlm. 1. ISBN 978-0-7546-0958-2. ^ Douglas John McConnell 1992. The forest-garden farms of Kandy, Sri Lanka. hlm. 1. ISBN 978-92-5-102898-8. ^ âKucing Ternak Tertua di Bumi Ditemukanâ. Kompas. 17 Desember 2022. ^ Hancock, James F. 2012. Plant evolution and the origin of crop species edisi ke-3rd. CABI. hlm. 119. ISBN 1845938011. ^ UN Industrial Development Organization, International Fertilizer Development Center 1998. The Fertilizer Manual edisi ke-3rd. Springer. hlm. 46. ISBN 0792350324. ^ Scheierling, Susanne M. 1995. âOvercoming agricultural pollution of water the challenge of integrating agricultural and environmental policies in the European Union, Tagihan 1â. The World Bank. Diarsipkan dari versi kudus tanggal 2022-06-05. Diakses rontok 2013-04-15 . ^ âCAP Reformâ. European Commission. 2003. Diakses terlepas 2013-04-15 . ^ âAt Tyson and Kraft, Grain Costs Limit Profitâ. The New York Times. Bloomberg. 6 September 2007. ^ McMullen, Alia 7 January 2008. âForget oil, the new mendunia crisis is foodâ. Financial Post. Toronto. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-13. Diakses tanggal 2013-11-13 . ^ a b Watts, Jonathan 4 December 2007. âRiots and hunger feared as demand for grain sends food costs soaringâ, The Guardian London. ^ a b Mortished, Carl 7 March 2008.âAlready we have riots, hoarding, panic the sign of things to come?â, The Times London. ^ a b Borger, Julian 26 February 2008. âFeed the world? We are fighting a losing battle, UN admitsâ, The Guardian London. ^ âFood prices smallholder farmers can be part of the solutionâ. International Fund for Agricultural Development. Diarsipkan dari versi kudrati rontok 2022-05-05. Diakses tanggal 2013-04-24 . ^ McKie, Robin; Rice, Xan 22 April 2007. âMillions face famine as crop disease ragesâ, The Observerâ London. ^ Mackenzie, Debora 3 April 2007. âBillions at risk from wheat super-blightâ. New Scientist. London 2598 6ââŹâ7. Diarsipkan dari varian asli tanggal 2007-05-09. Diakses tanggal 19 April 2007. ^ Leonard, February 2001. âBlack stem rust biology and threat to wheat growersâ. USDA Agricultural Research Service. Diakses tanggal 2013-04-22 . ^ Sample, Ian 31 August 2007. âMondial food crisis looms as climate change and population growth strip fertile landâ, The Guardian London. ^ âAfrica may be able to feed only 25% of its population by 2025â, 14 December 2006. ^ âAgricultural Productivity in the United Statesâ. USDA Economic Research Service. 5 July 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-01. Diakses tanggal 2013-04-22 . ^ âThe Food Bubble Economyâ. The Institute of Science in Society. ^ Brown, Lester R. âMendunia Water Shortages May Lead to Food Shortages-Aquifer Depletionâ. Diarsipkan dari versi kudus tanggal 2010-07-24. Diakses tanggal 2013-11-13 . ^ âIndia grows a grain crisisâ. Asia Times Hong Kong. 21 July 2006. Diarsipkan dari versi lugu tanggal 2022-02-21. Diakses tanggal 2013-11-13 . ^ a b c âSafety and health in agricultureâ. International Labour Organization. 21 March 2022. Diakses tanggal 2013-04-24 . ^ AP 26 January 2007. âServices sector overtakes farming as worldâs biggest employer ILOâ. The Financial Express. Diakses tanggal 2013-04-24 . ^ a b âLabor Force ââŹâ By Occupationâ. The World Factbook. Central Intelligence Agency. Diarsipkan berpunca versi safi terlepas 2022-05-22. Diakses rontok 2013-05-04 . ^ Allen, Robert C. âEconomic structure and agricultural productivity in Europe, 1300ââŹâ1800â PDF. European Review of Economic History. 3 1ââŹâ25. Diarsipkan berpunca versi sejati PDF tanggal 2022-10-27. Diakses tanggal 2013-11-13 . ^ âNIOSH Workplace Safety & Health Topic Agricultural Injuriesâ. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 2013-04-16 . ^ âNIOSH Pesticide Poisoning Monitoring Program Protects Farmworkersâ. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 2013-04-15 . ^ a b âNIOSH Workplace Safety & Health Topic Agricultureâ. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 2013-04-16 . ^ âAgriculture A hazardous workâ. International Labour Organization. 15 June 2009. Diakses tanggal 2013-04-24 . ^ âAnalysis of farming systemsâ. Food and Agriculture Organization. Diakses tanggal 2013-05-22 . ^ a b Acquaah, G. 2002. Agricultural Production Systems. pp. 283ââŹâ317 in âPrinciples of Crop Production, Theories, Techniques and Technologyâ. Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. ^ a b c d e f Chrispeels, Sadava, 1994. âFarming Systems Development, Productivity, and Sustainabilityâ. pp. 25ââŹâ57 in Plants, Genes, and Agriculture. Jones and Bartlett, Boston, MA. ^ a b c Sere, C.; Steinfeld, H.; Groeneweld, J. 1995. âDescription of Systems in World Livestock Systems ââŹâ Current status issues and trendsâ. Food and Agriculture Organization. Diarsipkan bersumber varian masif sungkap 2022-10-26. Diakses tanggal 2013-09-08 . ^ a b Thornton, Philip K. 27 September 2010. âLivestock production recent trends, future prospectsâ. Philosophical Transactions of the Boros Society B. 365 1554. doi ^ Stier, Ken September 19, 2007. âFish Farmingâs Growing Dangersâ. Time. ^ P. Ajmone-Marsan May 2010. âA global view of livestock biodiversity and conservation ââŹâ GLOBALDIVâ. Animal Genetics. 41 supplement S1 1ââŹâ5. doi ^ âGrowth Promoting Hormones Pose Health Risk to Consumers, Confirms EU Scientific Committeeâ PDF. European Union. 23 April 2002. Diakses tanggal 2013-04-06 . ^ a b Pretty, J; et al. 2000. âAn assessment of the total external costs of UK agricultureâ. Agricultural Systems. 65 2 113ââŹâ136. doi ^ a b Tegtmeier, Duffy, M. 2005. âExternal Costs of Agricultural Production in the United Statesâ PDF. The Earthscan Reader in Sustainable Agriculture. ^ International Resource Panel 2010. âPriority products and materials assessing the environmental impacts of consumption and productionâ. United Nations Environment Programme. Diarsipkan bersumber versi murni sungkap 2022-12-24. Diakses tanggal 2013-05-07 . ^ âLivestock a major threat to environmentâ. UN Food and Agriculture Organization. 29 November 2006. Diarsipkan berpangkal versi polos tanggal 2008-03-28. Diakses tanggal 2013-04-24 . ^ Steinfeld, H.; Gerber, P.; Wassenaar, T.; Castel, V.; Rosales, M.; de Haan, C. 2006. âLivestockâs Long Shadow ââŹâ Environmental issues and optionsâ PDF. Rome Food and Agriculture Organization. Diarsipkan berbunga varian bersih PDF terlepas 2008-06-25. Diakses tanggal 5 December 2008. ^ Vitousek, Mooney, Lubchenco, J.; Melillo, 1997. âHuman Domination of Earthâs Ecosystemsâ. Science. 277 494ââŹâ499. ^ Bai, Dent, L. Olsson, and Schaepman November 2008. âGlobal assessment of land degradation and improvement 1identification by remote sensingâ PDF. FAO/ISRIC. Diarsipkan berpangkal versi tahir PDF tanggal 2022-12-13. Diakses tanggal 2013-05-24 . ^ Carpenter, Caraco, Correll, Howarth, Sharpley, and Smith 1998. âNonpoint Pollution of Surface Waters with Phosphorus and Nitrogenâ. Ecological Applications. 8 3 559ââŹâ568. doi ^ Molden, D. ed.. âFindings of the Comprehensive Assessment of Water Management in Agricultureâ. Annual Report 2006/2007. International Water Management Institute. Diakses terlepas 2013-05-07 . ^ Li, Sophia 13 August 2022. âStressed Aquifers Around the Globeâ. New York Times. Diakses tanggal 2013-05-07 . ^ âWater Use in Agricultureâ. FAO. November 2005. Diarsipkan dari versi nirmala sungkap 2022-06-15. Diakses copot 2013-05-07 . ^ âWater Management Towards 2030â. FAO. March 2003. Diarsipkan dari varian murni terlepas 2022-05-10. Diakses tanggal 2013-05-07 . ^ Pimentel, D. Culliney, and T. Bashore 1996.. âPublic health risks associated with pesticides and natural toxins in foodsâ. Radcliffeâs IPM World Textbook. Diarsipkan dari versi salih sungkap 1999-02-18. Diakses tanggal 2013-05-07 . ^ WHO. 1992. Our bintang beredar, our health Report of the WHU commission on health and environment. Geneva World Health Organization. ^ a b Chrispeels, and Sadava. 1994. âStrategies for Pest Controlâ in Plants, Genes, and Agriculture. Jones and Bartlett, Boston, MA. ^ Avery, 2000. Saving the Planet with Pesticides and Plastic The Environmental Triumph of High-Yield Farming. Indianapolis, IN Hudson Institute. ^ âHomeâ. Center for Global Food Issues. Diakses tanggal 2013-05-24 . ^ Lappe, J. Collins, and P. Rosset. 1998. âMyth 4 Food vs. Our Environmentâ pp. 42ââŹâ57 in World Hunger, Twelve Myths, Grove Press, New York. ^ Harvey, Fiona 18 November 2022. âExtreme weather will strike as climate change takes hold, IPCC warnsâ. The Guardian. ^ âReport Blue Peace for the Nileâ PDF. Strategic Foresight Group. Diakses terlepas 2013-08-20 . ^ âWorld Pessimism about future grows in agribusinessâ. Diarsipkan dari varian safi tanggal 2022-11-10. Diakses tanggal 2013-11-17 . ^ âSREX Lessons for the agricultural sectorâ. Climate & Development Knowledge Network. Diakses terlepas 2013-05-24 . ^ a b Brady, and Weil. 2002. âSoil Organic Matterâ pp. 353ââŹâ385 in Elements of the Nature and Properties of Soils. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. ^ Brady, Kaki and Weil. 2002. âNitrogen and Belerang Economy of Soilsâ pp. 386ââŹâ421 in Elements of the Nature and Properties of Soils. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. ^ âWorld oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientistsâ. The Independent. 14 June 2007. ^ Robert W. Herdt 30 May 1997. âThe Future of the Green Revolution Implications for International Grain Marketsâ PDF. The Rockefeller Foundation. hlm. 2. Diarsipkan mulai sejak varian nirmala PDF terlepas 2022-10-19. Diakses tanggal 2013-04-16 . ^ a b c Schnepf, Randy 19 November 2004. âEnergy use in Agriculture Background and Issuesâ PDF. CRS Report for Congress. Congressional Research Service. Diarsipkan dari versi ceria PDF rontok 2022-09-27. Diakses tanggal 2013-09-26 . ^ Rebecca White 2007. âCarbon governance from a systems perspective an investigation of food production and consumption in the UKâ PDF. Oxford University Center for the Environment. Diarsipkan dari versi sejati PDF tanggal 2022-07-19. Diakses tanggal 2013-11-17 . ^ a b Martin Heller and Gregory Keoleian 2000. âLife Cycle-Based Sustainability Indicators for Assessment of the Food Systemâ PDF. University of Michigan Center for Sustainable Food Systems. Diarsipkan dari varian jati PDF sungkap 2022-03-14. Diakses copot 2013-11-17 . ^ a b Patrick Canning, Ainsley Charles, Sonya Huang, Karen R. Polenske, and Arnold Waters 2010. âEnergy Use in the Food Systemâ. USDA Economic Research Service Report No. ERR-94. United States Department of Agriculture. Diarsipkan dari versi nirmala sungkap 2010-09-18. Diakses tanggal 2013-11-17 . ^ Wallgren, Christine; HĂÂśjer, Mattias 2009. âEating energyââŹâIdentifying possibilities for reduced energy use in the future food supply systemâ. Energy Policy. 37 12 5803ââŹâ5813. doi ISSN 0301-4215. ^ Jeremy Woods, Adrian Williams, John K. Hughes, Mairi Black and Richard Murphy August 2010. âEnergy and the food systemâ. Philosophical Transactions of the Royal Society. 365 1554 2991ââŹâ3006. doi ^ Smith, Kate; Edwards, Rob 8 March 2008. â2008 The year of mendunia food crisisâ. The Herald. Glasgow. ^ âThe mondial grain bubbleâ. The Christian Science Monitor. 18 January 2008. Diarsipkan dari varian tulen tanggal 2009-11-30. Diakses tanggal 2013-09-26 . ^ âThe cost of food Facts and figuresâ. BBC News Online. 16 October 2008. Diakses sungkap 2013-09-26 . ^ Walt, Vivienne 27 February 2008. âThe Worldâs Growing Food-Price Crisisâ. Time. Diarsipkan dari versi asli sungkap 2022-11-29. Diakses rontok 2013-11-17 . ^ âWorld oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientistsâ. The Independent. 14 June 2007. ^ a b âCan Sustainable Agriculture Really Feed the World?â. University of Minnesota. August 2010. Diarsipkan terbit varian asli copot 2022-04-25. Diakses sungkap 2013-04-15 . ^ âCuban Organic Farming Experimentâ. Harvard School of Public Health. Diarsipkan dari versi nirmala tanggal 2022-05-01. Diakses tanggal 2013-04-15 . ^ Strochlic, R.; Sierra, L. 2007. âConventional, Mixed, and âDeregisteredâ Organic Farmers Entry Barriers and Reasons for Exiting Organic Production in Californiaâ PDF. California Institute for Rural Studies. Diakses tanggal 2013-04-15 . ^ P. Read 2005. âCarbon cycle management with increased photo-synthesis and long-term sinksâ PDF. Geophysical Research Abstracts. 7 11082. ^ Greene, Nathanael December 2004. âHow biofuels can help end Americaâs energy dependenceâ. Biotechnology Industry Organization. ^ R. Pillarisetti and Kylie Radel 2004. âEconomic and Environmental Issues in International Trade and Production of Genetically Modified Foods and Crops and the WTOâ. 19 2. Journal of Economic Integration 332ââŹâ352. ^ Conway, G. 2000. âGenetically modified crops risks and promiseâ. 41 2. Conservation Ecology. ^ Srinivas 2008. âReviewing The Methodologies For Sustainable Livingâ. 7. The Electronic Journal of Environmental, Agricultural and Food Chemistry. ^ âMonsanto failureâ. New Scientist. 181 2433. London. 7 February 2004. Diakses tanggal 18 April 2008. ^ âAgricultural Economicsâ. University of Idaho. Diarsipkan bermula versi jati tanggal 2022-04-01. Diakses tanggal 2013-04-16 . ^ Runge, C. Ford June 2006. âAgricultural Economics A Brief Intellectual Historyâ PDF. Center for International Food and Agriculture Policy. hlm. 4. Diakses tanggal 2013-09-16 . ^ Conrad, David E. âTenant Farming and Sharecroppingâ. Encyclopedia of Oklahoma History and Culture. Oklahoma Historical Society. Diarsipkan semenjak versi suci terlepas 2022-05-27. Diakses tanggal 2013-09-16 . ^ Stokstad, Marilyn 2005. Medieval Castles. Greenwood Publishing Group. ISBN 0313325251. ^ Sexton, 2000. âIndustrialization and Consolidation in the US Food Sector Implications for Competition and Welfareâ. American Journal of Agricultural Economics. 82 5 1087ââŹâ1104. doi ^ Novalius, Feby 8 Januari 2022. âDigitalisasi Pertanian Mampu Tingkatkan Produksi hingga Tekan Biaya Pemasaranâ. Okezone . Diakses copot 12 Oktober 2022. ^ Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson March 2009. âHow Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commoditiesâ PDF. Policy Research Working Paper 4864. The World Bank. hlm. 2ââŹâ3. Diakses tanggal 2013-04-16 . ^ Kym Anderson and Ernesto Valenzuela April 2006. âDo Mondial Trade Distortions Still Harm Developing Country Farmers?â PDF. World Bank Policy Research Working Paper 3901. World Bank. hlm. 1ââŹâ2. Diakses terlepas 2013-04-16 . ^ Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson March 2009. âHow Do Agricultural Policy Restrictions to Menyeluruh Trade and Welfare Differ Across Commoditiesâ PDF. Policy Research Working Paper 4864. The World Bank. hlm. 21. Diakses terlepas 2013-04-16 . ^ Glenys Kinnock 24 May 2022. âAmericaâs $24bn subsidy damages developing world cotton farmersâ. The Guardian. Diakses tanggal 2013-04-16 . ^ âAgricultureâs Bountyâ PDF. May 2022. Diakses tanggal 2013-08-19 . Pranala asing [sunting sunting sumur] Indonesia Kementerian Pertanian Republik Indonesia Diarsipkan 2007-02-03 di Wayback Machine. Inggris Organisasi Pangan dan Pertanian PBB Inggris Departemen Persawahan AS Diarsipkan 2008-07-08 di Wayback Machine.
Hereare a number of highest rated Cara Mempercepat Pertumbuhan Ekor Ikan Guppy pictures on internet. We identified it from obedient source. Its submitted by giving out in the best field. We say yes this kind of Cara Mempercepat Pertumbuhan Ekor Ikan Guppy graphic could possibly be the most trending subject in the same way as we portion it in
Guppyadalah ikan yang tangguh, mudah beradaptasi, dan relatif cocok digabungkan dengan kebanyakan ikan hias lainnya di dalam 1 komunitas. Bagi sebagian orang, Guppy adalah ikan yang identik dengan pengendalian nyamuk. Ikan ini sangat doyan mengonsumsi jentik nyamuk sehingga banyak orang memeliharanya di dalam bak mandi, kolam, dan media